ilustrasi dari google |
Banyak
orang membedakan orang Katolik dan Kristen Protestan dari model Kitab Suci. Ini
mendekati kebenaran. Orang protestan biasanya rajin membaca Kitab Suci. Tak heran
jika Kitab Suci mereka agak kotor. Bukan karena berdebu. Tetapi karena sering
digunakan. Sebaliknya Kitab Suci orang Katolik tampak dua model. Atau berdebu
atau bersih sama sekali. Berdebu karena tidak atau jarang dibuka. Bersih karena
jarang dibuka.
Tentu ini
hanya perbedaan sepintas saja. Ada juga orang Katolik yang rajin membaca Kitab
Suci. Meski mereka tidak memperlihatkan diri kepada yang lain. Demikian juga
dengan saudari/a Kristen. Ada juga yang jarang membaca Kitab Suci.
Gereja Katolik
Indonesia menjadikan bulan September sebagai bulan Kitab Suci. Maksudnya jelas,
supaya orang Katolik memberi perhatian pada Kitab Suci dalam bulan ini. tak
heran jikadi lingkungan, ada pertemuan untuk membahas Kitab Suci. Paling tidak
dengan membaca lalu merenungkan bersama kemudian berbagi pengalaman (sharing).
Saya menjadikan
bulan September setiap tahun sebagai bulan sejarah. Sejarah yang mengubah hidup
saya. Saya bukan orang yang rajin membaca Kitab Suci. Tetapi saya sadar akan
kemampuan saya. Tidak rajin tetapi tetap memberi pehatian.
Tahun 2011
yang lalu saya membeli Kitab Suci baru. Tepat pada bulan September. Maka,
sekarang Kitab Suci yang saya gunakan berumur setahun. Sejak saat itu saya
akrab dengan Kitab Suci. Tidak setiap saat tetapi saya membiasakan diri membaca
setiap hari. Dengan ini saya mulai tertarik dengan kisah-kisah dalam Kitab
Suci. Semoga ini menjadi awal untuk hidup sesuai ima Kristiani. Belajar dari
kisah heroik para rasul dalam Kitab Suci.
Buku ini
memang tidak untuk dipajang. Tidak dibiarkan berdebu. Buku ini untuk dibuka dan
dibaca. Lebih bagus lagi kalau buku ini menjadi bagian dari hidup. Perilaku dan
tutur kata mencerminkan perilaku orang-orang tersuci dalam Kitab Suci. Demikian
sharing saya di bulan Kitab Suci ini. selamat membaca Kitab Suci.
PA,
25/9/2012
Gordi Afri
Post a Comment