gambar dari google |
Bulan Oktober
sangat istimewa dalam kalender Liturgi orang Katolik. Mengapa demikian? Bulan
Oktober dikenal sebagai bulan rosario. Bulan di mana orang Katolik mengadakan
doa rosario setiap malam. Coba bandingkan dengan bulan Mei yang dikenal sebagai
bulan Maria. Pada saat itu juga orang Katolik berdoa rosario. Hanya saja
konteksnya berbeda.
Doa rosario
menjadi tradisi dalam Gereja Katoilik. Doa ini mulai dikenal pada abad 12 dan
berkembang pada abad 15. Adalah Santo dominikus yang berjasa mengembangkan doa
ini melalui khotbahnya. Dominikus hidup pada abad 13 (1221).
Ada pula kisah
yang menceritakan bahwa doa ini bermula dari pengucapan 50 kali Salam Maria.
Pada waktu itu di sebuah biara, ada anggota biara yang tidak mahir membaca
Kitab Mazmur dalam bahasa Latin. Pada saat doa mereka mendaraskan doa Salam
Maria.
Demikian
cerita yang beredar. Entah itu sungguhan atau ada yang dipoles oleh sejarawan,
tidak menjadi soal bagi kita. Kita hanya menjalankan tradisi yang menjadi
sebuah kekayaan. Lebih dari menjalankan—yang bisa juga jatuh dalam
rutinitas—doa ini sangat berguna bagi umat Katolik. Doa ini praktis dibuat.
Bisa dilakukan di mana saja. Di jalan, di bis, pesawat, kapal laut, ruangan
kelas, dan sebagainya.
Umat Katolik
boleh bersyukur atas tradisi ini. di bulan Oktober ini kita diajak untuk
kembali menyediakan waktu setiap hari untuk berkumpul dan mendaraskan doa Salam
Maria. Di beberapa daerah umat Katolik berkumpul pada malam hari. Mereka
mengadakan doa rosario bersama.
Ini juga yang
saya alami waktu kecil dulu. Kini, saya dan teman-teman di komunitas mengadakan
doa rosario sebanyak 3 kali dalam seminggu. Bukan berarti kami malas. Kami
mempunyai doa lain pada malam-malam yang lain. Tetapi kami memberi porsi yang besar
untuk berdoa rosario pada bulan ini dibandingkan pada bulan lainnya. Biasanya
kami berdoa rosario bersama minimal 2 kali seminggu.
Doa rosario
bisa dibuat secara pribadi. Maka, tak ada salahnya kita menjadikan doa ini
sebagai salah satu doa yang melekat dalam diri kita. Dengan doa ini kita
merenungkan peristiwa, lahir, hidup, karya, wafat, dan bangkitnya Tuhan kita
Yesus Kristus. Saya secara pribadi mendaraskan doa ini kapan saja.
PA, 14/10/2012
Gordi Afri
Post a Comment