Selain itu, posisi mobil juga beda. Kalau di Indonesia mobil jalan di
sebelah kiri. Sebab, sopirnya duduk di sebelah kanan. Tempat untuk menyetir ada
di situ. Sedangkan di Italia, sopir duduk di sebelah kiri. Tempat untuk stir
ada di situ. Sehingga, mobilnya berjalan di sebelah kanan.
Di jalan tol juga demikian. Kami jalan di lajur kanan. Jalur kiri untuk
kendaraan dari arah berlawanan. Dan, di tengah ada pembatasnya. Sudah ada
pembagian lajurnya. Tidak ada yang saling rebut. Dan di lajur kanan, ada
pembagian lagi seperti di Indonesia. Jalan itu dibagi tiga atau empat. Jalur ujung
luar untuk yang paling lambat. Jalur dalam untuk yang cepat atau untuk
mendahului.
Di sini, jalur kiri untuk mendahului. Dan hanya itu. Setelah berhasil
mendahului kendaraan lain, akan kembali ke jalur semula. Jadi, jalur kiri ini
tetap kosong. Dan digunakan hanya saat mendahului saja. Tidak saling rebut. Beda
dengan di Indonesia. Jalur dalam ini (bagian kanan) bukan saja untuk
mendahului. Sebab, bisa maju dari jalur mana saja. Kiri atau kanan, mana yang
kosong.
Selain itu, di sini yang masuk tol bukan hanya mobil atau kendaraan roda
4 ke atas. Kendaraan roda 2 juga bisa. Saya Tanya pastor yang mengantar kami. Katanya, motor yang mesinnya 200-an cc ke atas bisa
masuk. Tentu ini motor besar. Ukuran mesinnya seperti itu berarti motor besar. Dan memang saya melihat ada sepeda motor yang masuk
tol. Dan bodinya
besar. Tentu mesinnya besar.
Yang ini sedikit perbedaan suasana jalan tol di Indonesia khususnya Jakarta
dan Italia. Bukan untuk menekankan perbedaan tetapi sekadar berbagi kesan
perjalanan. Siapa tahu bisa juga jadi bahan pelajaran. Selamat mencoba. (bersambung).
Parma, 21 September 2013
Gordi
Lihat juga Tulisan Lain tentang Pengalaman di Italy
Post a Comment