Halloween party ideas 2015

Indonesia, foto oleh FabSom
Antara Indonesia dan Filipina. Dua negara asia dan berdekatan. Keduanya punya ciri khas. Banyak. Tapi yang menonjol—katakanlah yang mudah diingat—hanya satu. Yakni, Indonesia mayoritas Muslim dan Filipina mayoritas Katolik. Keduanya juga sama-sama punya banyak tenaga kerja yang dikirim ke luar negeri. Gara-gara tenaga kerja inilah saya hampir menjadi orang Filipina.

Di Italia ada banyak orang Filipina. Menjadi tenaga kerja. Di kota Parma, kota kecil di regio Emilia-Romagna juga ada orang Filipina. Banyak. Di kota Parma saja ada satu gereja khusus untuk orang Filipina. Belum hitung dengan mereka yang menyebar di gereja lainnya.

Kemarin, Senin 27 Januari 2014, saya mengurus kartu identitas untuk bidang kesehatan di kantor Sanitasi. Saya pergi bersama 3 teman. Di ruang tunggu ada orang Filipina menyapa saya. Saya tidak mendengar dengan baik apa yang dia katakan. Tapi dari bahasa tubuhnya saya tahu maksudnya. Lalu dia mendekat ke tempat kami duduk. Dia bertanya dalam bahasa Tagalog yang tidak saya mengerti. Saya mencoba mendengar kalau-kalau dia bicara dalam bahasa Inggris. Rupanya tidak. Atau dalam bahasa Italia. Rupanya juga tidak. Jadi, dia bicara dalam bahasa Tagalog. Dan, saya tidak mengerti.

Saya pun membalas dalam bahasa Italia sambil mengeryitkan dahi pertanda tak paham. Io sono Indonesiano, saya orang Indonesia. “A…..” Katanya sambil memberikan tangannya.
“Piacere (nice to meet you), senang bertemu Anda” sambungnya. Lalu kami berkenalan dan mulai berkomunikasi dalam bahasa Italia. Tak lama kemudian dia masuk ke pos bagian dalam di mana ada pelayanan untuk pembuatan kartu identitas ini. Dan kami mulai saling tanya.

Katedral di Manila, foto oleh Levi Bautista
Hem…ini kesekian kalinya saya dikira orang Filipina. Mungkin karena muka saya mirip orang Filipina. Tetapi memang nyatanya antara orang Indonesia dan Filipina ada kesamaan wajah. Di Bandung, suatu waktu saya melihat seorang pastor dari Filipina. Saya kira dia orang Flores karena rambutnya kriting. Rupanya dia orang Filipina.

Di Parma juga saat menghadiri pesta kelompok Filipina, saya juga dikira orang FIlipina seperti mereka. Padahal bukan. Saya jawab ketika mereka dalam bahasa Italia. Kemudian bahasa Inggris. Namun saat mereka berbicara dalam bahasa Tagalog saya mulai bingung. Mereka juga bingung. Dan kami sama-sama tahu identitas kami.

Di jalan saat bersepeda di kota Parma juga demikian. Kami saling sapa. Tapi tetap saya tahu kalau mereka orang Filipina dan bukan Indonesia. Mereka kira saya orang Filipina padahal bukan. Bahkan beberapa kali dengan kelompok pelajar China di Parma, saya juga dikira orang China. Padahal mata saya beda dengan mereka. Tapi beginilah kala orang Asia (Timur) tinggal di Eropa (Barat). Semua yang dari Timur dikira berasal dari satu tempat saja. Tidak beda kala kita di Indonesia melihat bule-turis. Semua dikira dari Inggris atau Amerika kala mereka berbicara dalam bahasa Inggris. Padahal bukan. Mereka juga berasal dari negara yang berbeda.

Pengalaman unik di Parma. Baca juga pengalaman lainnya di sini

Parma, 28 Januari 2014

Gordi

Post a Comment

Powered by Blogger.