Aku
diam. Diam dalam keseharianku. Aku diam bukan karena aku tidak melakukan
apa-apa. Aku diam karena aku sedang bekerja. Dalam diam, aku memikirkan diriku.
Aneh tetapi nyata. Aku memikirkan diri dan tidak ada yang tahu apa yang aku
pikirkan. Aku berpkikir tentang diri. Dan, kalian akan tahu karena aku
memberitahu kalian bahwa aku memikirkan diriku.
Tidak
kelihatan bahwa aku sedang berpikir tentang diriku. Memang benar. Yang
kelihatan hanya aku yang diam. Dan, memang dalam diam aku berpikir. Diam ini
mau mengatakan bahwa aku sedang berpikir. Aku tidak sedang dalam keadaan diam
total. Fisikku tampak diam tetapi pikiranku sedang bekerja. Pikiran memang
bekerja melampaui fisik. Pikiran bekerja termasuk ketika fisik diam. Dalam fisik
yang diam pikiran bekerja. Dan dalam fisik yang bekerja juga pikiran tetap akan
bekerja. Pikiran berhenti bekerja saat tidur. Tidur menjadi saat yang baik
untuk mendiamkan fisik dan mendiamkan pikiran.
Kali
ini aku memang diam. Aku ingin memikirkan diriku. Aku bosan membicarakan diri
kalian. Selama ini aku terlalu banyak membicarakan, menghakimi, memuji,
mengangkat, mencela diri kalian. Diri kalian aku kupas dalam sudut negatif dan
positif. Dan, mudah sekali emnghakimi dan emmuji diri kalian. Aku punya senjata
untuk menghakimi kalian. Kali ini, aku ingin melihat diriku. Terlalu mudah
melihat kalian tetapi terlalu sulit melihat diriku. Aku terlalu fokus melihat
kalian dan lupa melihat diriku.
Kali
ini, aku ingin mengarahkan senjata perhatianku pada diriku sendiri. Aku ingin
tahu seberapa jauh perkembangan diriku saat ini. Sekaligus juga aku ingin
mengalihkan perhatian untuk menghakimi dan memuji diriku sendiri. Aku tidak mau
lagi menghakimi dan memuji kalian. Aku ingin menghakimi diriku. Dengan
menghakimi, aku tahu kelemahanku. Aku ingin memperbaiki kelemahanku. Ada yang
sulit kuhilangkan tetapi aku bertekad untuk mengatasi kelemahan ini.
Semua
ini aku kerjakan dalam diam. Dalam diam, aku mengerjakan banyak hal. Salam diam
sejenak.
Yogyakarta,
22/6/13
Gordi
Post a Comment