Saya baru saja mengoreksi tulisan sekelompok mahasiswa. Saya
bukan dosen. Saya hanya koordinator dalam penerbitan majalah dinding. Kami
menganggap majalah dinding itu sebagai ajang latihan menulis. Saya sebagai koordinator mencoba mengarahkan mereka
agar menulis dengan baik. Bukan hanya pemilihan kata-kata tetapi juga isinya.
Dari situ nantinya muncul refleksi kritis atas kehidupan sebagai lahan untuk
membuat tulisan.
Ada yang bilang mengreksi tulisan orang itu
gampang-gampang susah. Gampang karena tinggal saja menemukan kesalahannya.
Susah karena setelah menemukan kesalahan kita mencoba memperbaikinya. Ini tidak
mudah. Ada banyak kesalahan maka banyak juga koreksian. Jadi dari menemukan
sampai memperbaiki.
Dalam kegiatan ini saya menemukan banyak
kesalahan. Ada keslahan menulis, membuat struktur SPO, menuliskan kata, menulis
nama orang dan tempat, menentukan tanda baca, dan sebagainya. Variasi
kesalahan. Dari sini harus keluar keringat lagi memikirkan perbaikannya.
Kesalahan mengetik menjadi perbaikan yang membosankan. Kesalahan tanda baca juga. Dan penempatan tanda baca
yang kurang tepat. Ada juga kata-kata yang harus dihilangkan demi ekonomi
kata-kata. Maksudnya kata-kata dipakai seefisien mungkin. Jangan sampai ada
kata yang tidak perlu. Maka, saya menghilangkan saja kata itu. Intinya kalau
bisa ditulis pendek mengapa harus panjang?
Sungguh pekerjaan ini gampang-gampang susah. Pekerjaan ini menyenangkan juga. Ada pengalaman
menarik membaca tulisan orang. Kadang-kadang ada canda dan tawa dalam hati
membaca kalimat yang agak lucu. Kadan-kadang ada kekonyolan membaca isi tulisan
yang tidak terarah. Semoga mereka menulis lebih baik lagi. Dan semoga saya
lebih sabar dan teliti lagi mengoreksi tulisan mereka.
PA, 8/11/112
GA
*Tulisan ini pernah dimuat di blog kompasiana LIFESTYLE-HOBBI pada 08 November 2012
Post a Comment