Halloween party ideas 2015

FOTO, print,kompas,com
Di pantai itu, perahu motor kecil merapat. Tidak seperti di pelabuhan. Maklum, perahu milik nelayan. Kulihat orang berlari ke arahnya. Aku pikir, aku juga harus berlari seperti mereka. Kekuatan perang yang pernah kujalani rupanya membuatku menjadi orang terdepan di kelompok pelarian ini. Aku berhasil masuk di perahu motor ini. Jumlah kami banyak. Boleh dibilang, perahu ini sebenarnya tidak layak layar. Dengan beban yang begitu berat, mungkin akan macet. Namun, kami mencukupkan diri saja. Anggap saja layak. Kami rupanya punya satu misi yang sama. Ingin hidup lebih baik.

Setelah berahari-hari di laut, kami tiba di pelabuhan yang mewah. Satu kapal besar bersandar di dekatnya. Ingin rasanya segera turun dan mendekat ke sana. Sudah bosan di atas perahu ini berminggu-minggu. Aku ingat beberapa temanku tidak tahan lagi. Mereka akhirnya benar-benar pergi alias meninggalkan kami. Mereka tidak jadi meraih mimpi hidup indahnya. Mereka hanya mengimpikan kehidupan ini. Tetapi, mungkin mereka akan menemukan indahnya hidup itu, di seberang sana. Di dunia yang satu itu. Dunia yang tidak menyatu dengan kami. Entahlah. (bersambung).

PRM, 11/5/15
Gordi

*Didedikasikan untuk imigran dari negara-negara Afrika yang mencari kehidupan yang lebih baik, di Benua Eropa.

dari postingan di kompasiana, PINGIN HIDUP BAHAGIA SEPERTI MEREKA



Post a Comment

Powered by Blogger.