Restoran adalah tempat orang berkumpul untuk makan. Tentu
bisa juga makan di tempat lain. Restoran hanyalah salah satu pilihan. Dan,
biasanya kalau bicara tentang restoran, yang tersirat adalah bicara tentang
makan. Menunya apa saja. Harganya terjangkau atau tidak. Tempatnya asyik atau
tidak. Menunya
enak atau tidak. Minumannya apa. Daftar panjang pun bisa dibuat.
Beberapa
hari lalu baru bicang-bincang dengan seorang sahabat yang bekerja di Jepang.
Katanya, Jepang sudah maju. Di kota-kota,
hampir seluruh Jepang, restoran lebih banyak dari pengunjung. Tentu
maksudnya, di Jepang terdapat banyak restoran.
Ya, Jepang memang bangsa yang maju. Kalau saja sahabat
saja ini mengatakan demikian berarti betapa banyaknya restoran di Jepang.
Restoran ini sejatinya dibuat agar penduduk Jepang bisa makan di restoran. Semakin
banyak orang berkunjung ke restoran, makin banyak pula kebutuhan akan restoran.
Ini tanda Jepang sudah maju.
Untuk bisa maju memang butuh belajar, butuh
penelitian, butuh kerja keras. Untuk bangun restoran butuh biaya, butuh tenaga,
butuh keahlian. Kalau restoran sudah jadi, butuh keahlian juga untuk
mengembangkannya. Mendatangkan
pekerja dan membayar upah sepenuhnya pada mereka. Memberi pelayanan maksimal
kepada pengunjung.
Dengan
demikian, membangun restoran bukan saja berhenti pada bangunan fisik. Membangun
restoran itu seperti menumbuhkan sebuah pohon. Jika pohon kekurangan air, dia
akan mati dengan sendirinya.
Kiranya
Jepang juga sudah membuktikan keahlian ini. Kalau restoran saja sudah banyak,
berarti mereka memiliki kemampuan untuk membangun, mengembangkan, dan
mempertahankan restoran tersebut. Restoran tersebut—yang diibaratkan seperti
pohon itu—terus tumbuh hingga jumlahnya banyak. Banyak pohon, udara segar dan
bersih. Restoran banyak, pengunjung pun banyak. Pengunjung banyak, kualitas
ditingkatkan. Dengan demikian, ada persaingan untuk meningkatkan kualitas agar
restoran itu tidak bangkrut seperti pohon yang kekurangan air.
Bicang-bicang tentang
Jepang, jadi ingat negeriku tercinta, Indonesia. Indonesia jika dikerucutkan ke
Jakarta juga punya banyak restoran. Tetapi, tidak sebanding dengan banyaknya
orang miskin di Jakarta yang masih susah mencari makan. Semoga Jakarta kelak
juga akan menjadi kota di Jepang, yang restorannya banyak, yang sampai
pengunjungnya mengatakan, lebih banyak restorannya daripada tukang makan. Kalau
Jakarta sudah seperti kota di Jepang, kiranya kota lain ikut mengekor. Kalau
semua kota punya banyak restoran, kelak, Indonesia pun—dari Sabang sampai
Merauke—akan dikenang pengunjungnya sebagai negara yang banyak restorannya.
Kapannya ya. Jawabannya
nanti. Tapi, usahanya sejak sekarang. Bukan nanti. Salam inspiratif dari
seberang.
PRM, 23/2/15
Gordi
Post a Comment