Berbuat Baik tanpa Mengenal Waktu
|
PHOTO: 123rf.com |
Berbuat baiklah tanpa mengenal waktu. Maksudnya, jangan
berpikir untuk berbuat baik hanya waktu tertentu saja. Kita memang hidup dalam
waktu. Semuanya terikat oleh waktu. Seperti Imanuel Kant yang punya waktu tetap
untuk berhenti dari kerja di kantornya. Semua orang tahu, kalau dia lewat,
jarum jam menunjukkan pukul 5 sore.
Manusia modern tentu hidup dan makin dikuasai oleh waktu.
Jadwal kereta makin tepat waktu. Terlambat 1 menit saja sudah telat. Bahkan
sudah tidak dapat kereta lagi. Demikian dengan jadwal pesawat. Kecuali kalau
mau yang suka lambat ya pilih Lion Air
yang masih punya tempat untuk mereka yang suka telat. Bukan salah mereka tetapi
salah pengelola maskapinya.
Segala sesuatu ada waktunya. Seperti kata kitab klasik, ada waktu untuk tidur ada waktu untuk
bangun. Ada waktu untuk bekerja ada waktu untuk istirahat. Hidup dalam
ritme waktu memang baik. Dan, di zaman modern ini perhatian yang besar akan
waktu amat penting. Tetapi, baiklah kalau kita tidak dikuasai oleh waktu.
Biarlah kita yang menguasai waktu. Kita tentu bisa melampaui waktu yang ada.
Kalau kita menguasai waktu kita akan berbuat sesuai yang
kita inginkan. Kita tentu ingin berbuat baik. Kebaikan memang berlaku untuk
semua. Semua menginginkan kebaikan. Semua ingin berbuat baik dan menerima
perlakuan baik. Kebaikan itu universal, berlaku untuk semua orang. Maka,
berbuat baiklah tanpa mengenal waktu.
Jangan pernah menghitung berapa jumlah kebaikan yang Anda
perbuat. Usahakan untuk berbuat baik setiap waktu. Jangan pernah mengukur besar-kecilnya
kebaikan yang Anda berikan. Berbuat baiklah semampu Anda. Jika Anda belum
tersenyum saat bangun dengan pasangan Anda, dengan anak Anda, berikan segera
senyummu. Jika Anda belum menyapa sopir pribadi Anda dalam mobil, segeralah sapa
dia. Jika Anda belum pamit dengan istri/suami dan anak-anak Anda sebelum
berangkat kerja, pamitlah sebentar dengan mereka.
Jika Anda sering melanggar lampu merah, segeralah
berhenti saat lampu merah menyala. Jika Anda sering mencuri jalur pengendara
lain, segeralah mengerem mobil Anda dan membiarkan kendaraan lain berjalan
dalam jalurnya. Pelan-pelan Anda sedang berbuat baik. Dan teruslah berbuat baik
semampu Anda dan kapan pun. Saat malam, ingatlah kembali kebaikan yang Anda
berikan sepanjang hari tanpa menghitungnya. Bahkan, jika masih sempat, ucaplah
salama tidur kepada pasangan, anak-anak, atau orang yang Anda jumpai. Jika Anda
masih kuat, mampirlah ke tempat tidur anak Anda dan kontrollah sebentar
kalau-kalau ada nyamuk yang mengigitnya.
Kecil tetapi berguna. Besar dan bermanfaat. Itulah
kebaikan. Tidak mengenal waktu. Tidak mengenal ukuran. Kebaikan mesti melampaui
waktu dan bobot. Kebaikan itu setara dengan matahari. Kita tidak pernah melihat
matahari. Kita hanya melihat sinar matahari, melihat benda-benda yang disinari
oleh cahaya matahari.
Seperti matahari, kebaikan juga tidak bisa kita lihat.
Kebaikan adalah sesuatu yang abstrak. Kebaikan menjadi nyata ketika kita
mewujudkannya dalam perbuatan. Ya, seperti menyapa sesama pengguna jalan kaki
di pagi hari, ketika Anda mengujungi kolega yang sakit, ketika Anda menjemput
anak Anda di sekolah, ketika Anda memperlakukan pembantu Anda seperti manusia
terhormat seperti Anda, ketika Anda tidak menjadikan artis dambaan Anda budak
seks Anda. Inilah bukti bahwa kebaikan itu bisa jadi nyata. Kita tidak
melihatnya tetapi kita bisa melihat perbuatan baik yang merupakan wujud nyata
dari kebaikan itu.
Salam cinta kebaikan.
PRM, 7/9/2015
Gordi