FOTO, di sini |
Pertandingan Barcelona melawan
Juventus dalam Liga Champions telah berakhir. Hasil akhirnya Barcelona menang dengan
skor 3-1.
Juventus yang dipimpin Massimiliano
Allegri pulang dengan rasa kecewa. Mereka sudah mengharapkan untuk menang. Bahkan,
para pendukung mereka (tifosi) di
seluruh penjuru dunia sudah menduga kemenangan ini. Mereka anggap Juventus
pergi ke Berlin untuk mengambil kemenangan ini.
Harapan mereka sama
dengan harapan para pemain Juventus. Carlos Tevez dan Andrea Pirlo misalnya. Mereka
ingin mengakhiri karier mereka di Juventus dengan mengahdiahi Juventus sebuah
kemenangan di piala champions. Teves sebentar lagi akan kembali ke Amerika
Latin. Demikian dengan Pirlo yang rencananya akan berangkat ke New York. Mereka
mencintai klub Juventus. Cinta mereka dibuktikan dengan perjuangan untuk
merebut kemengan ini.
Perjuangan mereka adalah
bentuk totalitas mereka pada dunia sepak bola. Mereka pemain sepak bola. Dan,
seharusnya beginilah mental yang mesti dimiliki setiap pemain. Bermental perjuangan
sampai titik akhir. Kalah menang itu urusan kemudian. Yang didahulukan adalah
perjuangan. Kata Andrea Barzagli dalam wawancara dengan Sky Sport Italia, “Kami
sudah berjuang mati-matian bahkan sampai menit ke-90-an, toh akhirnya kami
harus mengakui kebesaran Barcelona.”
Barcelona memang sudah
terkenal. Media sudah meramalkan bahwa Barcelona akan menang. Dan, para pemain
Juventus juga meramalkan demikian. “Kami beruntung bisa bermain dengan para
pemain terkenal dan berkualitas di klub Barcelona,” komentar Claudio Machisio,
pemain Juventus lainnya. Apa yang diprediksikan media ini juga diakui Marchiso.
“Bagi kami, pertandingan ini memang sulit. Barcelona sudah diprediksikan akan
menang. Kami tahu itu,”lanjutnya. Meski Marchiso dan kawan-kawan sudah mengakui
kemenangan ini, mereka tetap berjuang sampai titik akhir. Sepak bola memang
kadang-kadang sulit ditebak. Berbagai prediksi kadang-kadang jauh melenceng. Lihat
saja Juventus yang diprediksi tak berdaya melawan Real Madrid beberapa waktu
lalu. Saat itu, banyak yang menyindir Juventus. “Hanya mukjizat yang bisa
memenangkan Juventus,”komentar beberapa teman saya.
Apa yang diprediksi
mukjizat ini nyatanya benar. Juventus mungkin memperoleh mukjizat ini. Mereka
menang melawan Real Madrid. Kali ini mukjizat itu tidak nyata. Boleh jadi
mereka memang mengharapkan mukjizat untuk menang melawan Barcelona. Tetapi,
mukjizat itu tidak nyata. Mereka tahu, mereka akan kalah. Dan memang, mereka
akhirnya kalah. Untuk menang memang tak cukup mengharapkan mukjizat. Dan, Juventus
juga sudah membuktikan ini. Para pemain Juventus sudah berjuang hingga titik
akhir. Kata Gianluigi Buffon, sang kiper top dunia, “Kami sudah berjuang sampai
titik akhir. Tetapi apa boleh buat, Barcelona tetap yang terkuat.”
Barcelona memang kuat. Mereka
berambisi untuk menang. Dan, ambisi mereka memang nyata. Meski berambisi,
pelatih Barcelona juga mengakui kehebatan para pemain Juventus. “Saya ikut
sedih dengan Buffon dan Pirlo. Mereka bermain bagus sekali dan Juventus kali
ini sedang dalam perkembangan yang baik. Tetapi, saya juga mengakui klub kami
juga bermain dengan baik,”komentar pelatih Barcelona Luis Enrique.
Juventus kalah tetapi
mereka sudah membuktikan bahwa mereka ingin menang. Barcelona juga sudah
mengakui keinginan mereka ini. Barcelona tidak mau main-main menghadapi
keinginan Juventus untuk menang. Juventus membuktikan bahwa mereka ingin
menang. Permainan mereka bagus. Dan, Barcelona agak susah menghadapinya. Banyak
peluang untuk Juventus. Sayang bola-bola tendagan Juventus berhasil ditangkap
kiper Barcelona. Barcelona dengan sedikit peluang mampu memanfaatkannya dengan
baik. Di kaki Luiz Suarez, Neymar, dan Rakitic, bola itu berubah jadi
keberuntungan. Barcelona memang beruntung. Dan, mereka menang untuk kelima
kalinya dalam Liga Champions.
Luis Enrique, pelatih
Barcelona tentu senang dengan kemenangan ini. Keseangan ini juga jadi milik Massimiliano
Allegri. Allegri mampu membuat Juventus tampil gemilang malam ini meski
akhirnya kalah. Dan, kekalahan ini membuat Andrea Pirlo, Paul Pogba, dan
beberapa pemain Juventus lainnya sempat menitikan air mata. Betapa air mata itu
berharga. Air mata cinta untuk klub Juventus. Air mata yang jatuh setelah
berjuang sampai titik akhir pertandingan. Pirlo mungkin sedih, seperti juga
para tifosi Juventus, tetapi tentunya
para pemain lain senang. Mereka sudah berjuang mati-matian. Mereka mungkin
tidak beruntung. Keberuntungan ini amat berperan dalam sepak bola. Maka,
siap-siaplah untuk menerima kalah atau menang yang menjadi keberuntungan saja. Barcelona
menang dan sudah bermain bagus, demikian juga Juventus. Olympiastadion, Berlin jadi saksi perjungan kalian.
Bravo Barcelona. Selamat
untuk perjuangan Juventus.
PRM, 7/6/15
Gordi
Post a Comment