Halloween party ideas 2015


Dunia sepakbola merupakan satu di antara cabang olahraga yang banyak penggemarnya. Pertandingan sepakbola di negara mana pun pasti tak sepi pengunjung. Lantas, ada yang berkomentar, sepak bola tanpa penonton adalah hambar.

Memang penonton yang mendukung timnya adalah aset olahraga. Dari mereka, olahraga bisa berjalan. Mereka bisa disebut sebagai pemain cadangan kelas dua. Mereka menyumbang klub sepakbola, menyumbang penyelanggara pertandingan, dan sebagainya.

Penonton setia adalah pendukung setia sebuah klub. Masing-masing klub punya pendukung. Dan, masing-masing kelompok membentuk tim pendukung. Maka, pendukung tak jarang bertindak anarkistis demi membesarkan dukungannya.

Saya tertarik soal isu pendukung. Mendukung berarti memberi semangat, dukungan. Penonton yang berteriak di sekitar lapangan adalah juga pendukung. Pendukung bersuara. Dan ada juga pendukung tak bersuara. Tetapi namanya pendukung ya pasti bersuara. Bagaimana mendukung dalam diam?

Ya bisa saja orang bisu mendukung klub tertentu. Tampak dia mendukung dalam diam, tetapi sesungguhnya dia mendukung dalm aksi. Dia bisa saja membeli tiket pertandingan klub pendukungnya, mencetak poster nama klub dukungannya, dan sebagainya. Banyak cara untuk mendukung. Tetapi sesungguhnya apa hakikat pendukung klub sepakbola?

Sikap teman saya selalu menjadi ajang ejekan dalam tontonan sepak bola. Pada awal menonton, dia tidak menyatakan dukung klub mana. Pada akhir, dia dengan suara lantang mendukung tim yang kalah. Menurutnya, tim kalah harus didukung. Untuk apa dukung tim yang menang?

Tim kalahlah yang harus didukung agar tim ini bisa menang. Kemenangan memang boleh jadi sebuah keberuntungan. Tetapi memberi dukungan adalah hal lain yang juga perlu.

Saya juga setuju dengan ide teman saya ini. Saya mendukung tim yang kalah agar bisa menang. Semalam, saya mendukung timnas Indonesia meski kalah. Dan, seorang teman pembaca tidak bisa mengerti mengapa saya mendukung tim yang kalah. Dia memang tidak mau tahu dengan alasan saya. Dia juga tampaknya berpaku pada aturan main yang umum, dukung yang menang, abaikan yang kalah.

Saya mendukung tim yang kalah agar menang. Tampak aneh dan memang aneh untuk pembaca umumnya. Mengubah logika berpikir mendukung yang menang ke mendukung yang kalah memang sulit. Sebab, logika lama sudah tertanam kuat. Saya semula tidak memahami ide teman saya. Tetapi lama-lama saya setuju dengan ide itu. Saya mesti mendukung yang kalah supaya menang. Apakah dukungan saya itu bisa membuat tim menang?

Itu soal lain. Saya hanya mau mendukung. Soal menang atau tidak tergantung banyak pihak. Klub, pemain, wasit, dan sebagainya. Tetapi saya punya misi yang jelas. Mendukung supaya menang.

PA, 9/6/13
Gordi



Post a Comment

Powered by Blogger.