“Bapak, pagi
ini dingin sekali”, ujar Nicola.
“Ya nak, sekarang musim dingin”, balas bapaknya.
“Apakah teman saya juga dingin?”
“Tentu saja, semuanya dingin.”
“Tapi pa… mereka dalam mobil, mungkin tidak dingin seperti kita.”
“Ya nak, tentu saja. Kita datang dengan sepeda dan merasakan dingin yang lebih dari mereka.”
Bapak menurunkan Nicola di halaman sekolah. Lalu memarkir sepedanya. Kemudian keduanya masuk di beranda sekolah.
“Pa….mereka tidak diantar oleh bapak atau ibu, biar saya ikut mereka, bapak sampai di sini saja.”
“Terima kasih Nicola. Bapak nanti datang jemput kamu pakai sepeda.”
“Sama-sama pa… hati-hati di jalan,” balasnya sembari mencium jari-jari tangan bapaknya.
“Ya nak, sekarang musim dingin”, balas bapaknya.
“Apakah teman saya juga dingin?”
“Tentu saja, semuanya dingin.”
“Tapi pa… mereka dalam mobil, mungkin tidak dingin seperti kita.”
“Ya nak, tentu saja. Kita datang dengan sepeda dan merasakan dingin yang lebih dari mereka.”
Bapak menurunkan Nicola di halaman sekolah. Lalu memarkir sepedanya. Kemudian keduanya masuk di beranda sekolah.
“Pa….mereka tidak diantar oleh bapak atau ibu, biar saya ikut mereka, bapak sampai di sini saja.”
“Terima kasih Nicola. Bapak nanti datang jemput kamu pakai sepeda.”
“Sama-sama pa… hati-hati di jalan,” balasnya sembari mencium jari-jari tangan bapaknya.
Di dalam kelas
“Hai…Tom, selamat pagi,” sahut Nicola.
“Selamat pagi juga. Apa kabar?” balas Tom.
“Kabar baik, tapi……saya dingin sekali. Apakah kamu juga dingin?”
“Tentu saja. Kan musim dingin, semuanya dingin.”
“Aku kira kamu yang naik mobil tidak dingin seperti saya yang diantar pakai sepeda.”
“Ah..sama saja.”
“Hai…Tom, selamat pagi,” sahut Nicola.
“Selamat pagi juga. Apa kabar?” balas Tom.
“Kabar baik, tapi……saya dingin sekali. Apakah kamu juga dingin?”
“Tentu saja. Kan musim dingin, semuanya dingin.”
“Aku kira kamu yang naik mobil tidak dingin seperti saya yang diantar pakai sepeda.”
“Ah..sama saja.”
Halaman sekolah
“Pa….ternyata temanku juga merasakan dingin yang sama.”
“Ya, tentu saja.”
“Hem..aku pikir yang naik mobil tidak kena dingin. Jadi, naik mobil atau naik sepeda sama saja. Semuanya dingin.”
Keduanya naik sepeda lalu kembali ke rumah. Di jalan, mereka merasakan dinginnya udara. Tetapi, itu sudah biasa bagi mereka. Mereka mengenakan baju tebal dan hangat, selendang untuk menghangatkan leher, juga menutup mulut dan hidung.
“Pa….ternyata temanku juga merasakan dingin yang sama.”
“Ya, tentu saja.”
“Hem..aku pikir yang naik mobil tidak kena dingin. Jadi, naik mobil atau naik sepeda sama saja. Semuanya dingin.”
Keduanya naik sepeda lalu kembali ke rumah. Di jalan, mereka merasakan dinginnya udara. Tetapi, itu sudah biasa bagi mereka. Mereka mengenakan baju tebal dan hangat, selendang untuk menghangatkan leher, juga menutup mulut dan hidung.
^Cerita
menjelang musim dingin
Prm, 28/11/13
Gordi
Gordi
Post a Comment