Orang jujur susah dicari tetapi kejujuran mudah
ditemukan.
Benarkah
ungkapan ini? Benar! Orang jujur sulit ditemukan. Bukan berarti tak ada. Ada
tetapi jumlahnya sedikit. Sebaliknya kejujuran mudah ditemukan. Di mana-mana ada
saran dan perintah untuk jujur. Di rumah, sekolah, tempat ibadat, kantor,
instansi pemerintah, bahkan di jalan.
Kalau
boleh dibilang, kejujuran sebagai sebuah ucapan sudah basi. Orang tidak lagi
mengagumi jika ada ajakan untuk jujur. Sebab, ini hal yang selalu diulangi. Tak
bosan. Tetapi, membosankan untuk melaksanakannya.
Kalau
mau cari orang jujur dan tidak berkoar-koar berujar jujur, hitunglah anak
kecil. Anak kecil berkata polos untuk menunjukkan kejujuran. Tidak ada yang
ditutup-tutupi. Mereka akan memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi. Kalau
toh ada anak yang berkata tidak jujur, itu karena sudah dicuci otaknya oleh
orang dewasa.
Dalam
artian, dia sudah dihasut, diiming-iming, untuk berkata tidak jujur.
Menyampaikan apa yang sebenarnya tidak terjadi dalam kenyataan.
Demikian
seorang anak dengan polos berujar, “Kak, filmnya menarik, putar terus saja,”
pada saya saat kami menonton film tadi. Film itu mengisahkan seorang tokoh yang
hidup ribuan tahun lalu. Film itu diambil dari kisah Kitab Suci.
Terlalu
jauh untuk mengetahui seluk beluk tokohnya bagi anak-anak kecil itu. Tetapi
mereka tertarik mengikuti alur ceritanya. Ketika kami mengehntikan dia berkata
polos agar melanjutkan saja.
Spontan.
Tanpa iming-iming materi, dihasut, dan sebagainya. Teladan lebih bermaksan daripada
ujaran. Terima kasih adik, engkau mengajar kami untuk berkata JUJUR dan
POLOS.
PA,
10/3/13
Gordi
Post a Comment