Pergi.
Kata yang membuatku sedih. Sedih karena engkau meninggalkanku. Kau pergi dan
aku tinggal. Bahkan kau tinggalkan daku. Kau berjumpa teman baru dan aku tak
dapat apa-apa. Aku dan kamu sudah akrab. Tapi, lagi-lagi kau pergi tinggalkan
daku.
Kau
pergi untuk kembali. Kamu memang pergi. Pergi meninggalkan aku. Tetapi aku
tetap berharap kau akan kembali. Dan itulah harapanku, kau akan kembali. Kau
pergi namun kembali. Bahkan kau pergi untuk kembali.
Kau
pergi dan meninggalkan kenangan indah di sini bersamku. Kau tinggalkan
semuanya. Bagimu, tiada lagi yang berharga yang sudah kita jalin bersama. Kita
sama-sama menilainya itu berharga. Amat berharga. Namun, yang berharga—dalam
sekejap mata—menjadi tak berharga. Yang berharga itu kini menjadi yang hampa.
Dan itulah yang membuatku sedih dengan kepergianmu.
Kau
pergi dan meninggalkan semua yang berharga. Bagimu, pergi dengan melupakan
semua kenangan indah selama kita bersama menjadi sebuah harapan. Karena jika
kau bawa kenangan kita, kau tak bebas lagi menemukan kebersamaan baru di sana.
maka, pesanku, tinggalkan kenangan indah kita bersama. Biarlah kau pergi dengan
hampa kenangan. Kelak, kamu akan mendapat pengalaman baru di sana. dan itu akan
menjadi kenangan indah kala engkau meninggalkan tempat itu.
Kau
pergi untuk kembali. Harapanku, kamu akan kembali lagi. Aku ingin kita bersama.
Engkau memang akan pergi. Harus pergi. Tetapi aku berharap kebersamaan kita
tidak berakhir. Entahkah kau menemukan teman baru di sana. Berelasilah dengannya
sampai kalian bisa akrab. Aku akan mendoakanmu dari sini. Belajarlah dari teman
barumu, budaya barumu, bahasa barumu. Siapa tahu itu menjadi bekala, kelak,
ketika engkau kembali bersamaku. Aku tak minta apa-apa padamu, selain pergi
untuk kembali.
Betapa
aku rindu kamu kembali. Kamu belum lama di sana, baru akan mau berangkat. Tapi,
pikiranku sudah menjauh, angan-anganku melayang. Dalam hati kecil kubertanya,
kapan kau kembali? Akankah kita emngulang kenangan indah bersama? Aku harap
kamu kembali. Itu saja pesanku. Yang lain hanya bumbu perjalanan. Intinya, aku
harap kau kembali. Aku merindukanmu, mengharapkanmu, bahkan memintamu untuk
kembali lagi.
Kau
pergi meninggalkan kenangan yang lama. Bawalah dirimu yang hampa. Isilah
tenaganya agar siap menerima hal baru. Itulah bekalmu dalam kepergianmu ini.
Selamat jalan dan salam sukses.
*Obrolan siang
PA,
2/3/13
Gordi
Post a Comment