Membuat pilihan
kadang amat sulit. Memilih satu di antara sekian pilihan memang bukan perkara
mudah. Semakin banyak pilihan semakin sulit memilih. Sebaliknya makin sedikit
pilihan makin mudah memilihnya. Ini dari segi jumlah.
Selain jumlah,
tingkatan kategori pilihan juga menentukan. Dua pilihan yang tingkatan
kategorinya hampir sama justru menyusahkan membuat pilihan. Pilihan antara yang
asyik dan yang baik misalnya. Keduanya menjadi bahan pertimbangan sebelum memilih.
Yang asyik atau yang baik. Kalau dilihat, keduanya punya nilai positif. Yang
asyik membantu manusia. Yang baik juga membantu manusia. Tetapi keduanya tentu
punya risiko.
Risiko inilah yang
akan menjadi pertimbangan akhir saat membuat pilihan. Pilih yang asyik
risikonya demikian. Pilih yang baik risikonya demikian. Yang asyik tentu saja
membuat manusia senang, gembira, menikmati. Yang asyik membuat manusia
menikmati dunia yang mengasyikkan ini. Bahkan kadang-kadang terlalu asyiknya
sampai lupa bahwa yang asyik itu tidak selamanya mengasyikkan. Yang asyik bisa
menjerumuskan manusia pada yang tidak asyik. Manusia menderita karena terlalu
asyik menikmati obat terlarang.
Yang baik belum
tentu mendatangkan kebaikan. Yang baik sering dikategorikan positif. Dan memang
yang baik itulah yang diidealkan, yang dicita-citakan, yang diperjuangkan.
Perjuangan mencapai yang baik bukan perkara mudah. Mencapai yang baik
kadang-kadang melalaui jalan terjal bahkan jalan yang tidak mudah. Atau juga
jalan yang tidak baik.
Menjadi orang jujur
misalnya. Jujur masuk kategori yang baik dari segi moral. Tetapi, untuk menjadi
orang jujur, jalannya tidak mudah. Pejuang kejujuran dihadang pejuang tidak
jujur. Anak SD yang mau jujur mengerjakan soal UN dihadang oknum yang tidak jujur
entah itu gurunya, temannya, dan sebagainya.
Jadi, pilih mana,
yang asyik atau yang baik? Keduanya punya risiko. Risikonya berat. Pilihan yang
tidak mudah. Itulah sebabnya saya menulis status di fb pagi ini, #lebih baik berbuat baik daripada berbuat jahat
lebih asyik berbuat jahat daripada berbuat baik
kalau berdasarkan kategori asyiknya lebih asyik
berbuat jahat
tetapi kalau berdasarkan baik-buruknya lebih baik
bebruat baik#. Kembai ke pertanyaan, pilih mana?
Jawabannya
tergantung kebutuhan Anda. Mana yang Anda butuhkan saat ini. Memilih yang asyik
atau yang baik. Jika Anda mau bersenang-senang sebentar, pilihlah yang asyik.
Jika Anda mau berbagi dengan sepenuh hati, pilihlah yang baik. Dengan itu
kebaikan Anda itu akan menjadi teladan yang baik bagi sesama. Tetapi perlu
diingat ketika Anda sedang menikmati yang asyik, Anda juga sedang diuji untuk
terus menenerus menikmati yang asyik atau Anda bisa memabatasi diri menikmati
yang asyik itu. Yang asyik tentu enak dinikmati tetapi yang asyik itu menjadi lebih
enak dinikmati jika Anda tahu batasnya. Di sebelah yang asyik itu ada
ketidaknikmatan. Setelah menikmati Anda akan mengalami yang tidak nikmat.
Selamat pagi
Selamat memilih
Selamat menikmati
PA, 31/5/13
Gordi
Post a Comment