Tak
dipungkiri, sebentar lagi, harga solar naik. Boleh jadi naik 50% atau kurang
sedikit. Belum tahu pasti. Tetapi pasti akan naik.
Pemerintah
pun sudah siap memutuskan. Tentu ada keuntungannya bagi negara jika solar naik.
Uang subsidi bisa digunakan untuk pos lain. Uang itu pun amat besar jika jadi
solar naik. Pertanyaannnya ke mana uang itu setelah solar naik?
Jangan-jangan
siap dikorupsi. Padahal jika dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat, ada gunanya.
Semoga saja rakyat bisa menikmati uang subsidi itu. Tetapi rakyat juga jangan
hanya mengharapkan subsidi. Rakyat harus tegar mengatasi tantangan yang ada.
Jangan terus mengemis pada pemerintah.
Salah
satu cara mengatasi solar naik adalah mengubah pola hidup. Jika selama ini,
sering menggunakan kendaraan pribadi, mulai sekarang gunakan kendaraan umum.
Atau juga sepeda. Pola hidup mesti diubah. Jika tidak, belanja bahan bakar
membengkak.
Jangan
sering menggunakan mobil pribadi. Biarkan tubuh juga ebrolahraga. Mengucur
keringat, meregangkan otot, cuci mata dengan pemandangan baru entah itu indah
atau malah memuakkan, biarkan tubuh menghirup udara alam, baik yang ebrsih mau
pun yang menjijikkan. Inilah kerasnya hidup.
Hidup
akan berarti jika ada perjuangan. Jika tidak, kehidupan tidak bermakna. Harga
solar harus naik, kata para pengamat. Ini bisa menghemar anggaran belanja
negara. Yang jadi persoalan rakyat adalah ulah pencuri uang negara alias
koruptor. Percuma rakyat berusaha jika koruptor itu sering mencuri. Jadinya,
jumlah yang miskin dan yang kaya tidak seimbang. Meski Indonesia punya banyak
orang kaya, itu tidak ada artinya. Sebab, jumlah yang miskin banyak.
Dalam
arti tertentu jatah untuk yang miskin malah dicaplok oleh yang kaya. Kalau mau
berbagi ya bagus. Jika tidak, betapa yang miskin amat menderita. Tetapi baik
kalau yang miskin berlatih bekerja keras. Jangan pasrah pada keadaan dan maunya
diberi terus. Sesekali bahkan berulangkali mencoba mencari penghasilan. Tetapi,
jangan main curang. Untuk berhasil perlu kerja keras.
PA,
17/4/13
Gordi
Post a Comment