Sebentar
lagi solar mungkin akan naik. Sekarang saja sudah mulai langka di SPBU. Banyak
orang mencari solar. Sayang sekali, solar yang digunakan angkutan umum ini
langka.
Sementara,
bensin yang digunakan oleh sebagian besar angkutan pribadi masih banyak.
Boleh-boleh saja dinilai pengambil kebijakan mementingkan angkutan pribadi dan
mengabaikan angkutan umum. Kalau macet di jalan karena angkutan pribadi,
pemerintah juga berkoar-koar mengajak masyarakat untuk menggunakan kendaraan
umum. Tetapi, angkutan umum sekarang mulai macet karena bahan bakar berkurang.
Ada solar tetapi harganya melambung.
Ada
yang berkomentar kalau mau naik, naikkan saja. Jangan biarkan menggantung. Tentu
saja konsekuensinya juga ada. Para ibu di pasar berkomentar, solar naik ya
sayur juga naik. Bukan hanya sayur, teman-temannya seperti kebutuhan pokok lain
juga akan naik.
Kan,
semua itu diangkut dengan kendaraan bersolar. Truk-truk itu bersolar. Jangan
heran jika harga sayur dan kebutuhan pokok lainnya akan naik pula.
Jika
itu yang terbaik, silakan pengambil kebijakan memutuskan. Jangan biarkan sopir
truk dan angkutan umum tidur di SPBU gara-gara menunggu solar subsidi.
Dinaikkan
sekalian saja jika perlu biar mereka tahu dan tidak menunggu solar berharga
murah alias solar bersubsidi. Jangan pula membuat mereka stres lantaran
kehabisan solar murah. Mau tak mau keluar uang lebih banyak untuk membeli solar
non-subsidi yang harganya melambung.
Jadi,
intinya rakyat butuh kejelasan. Jangan buat kebijakan mengambang. Betapa rakyat
menderita jika pemerintah membiarkan situasi tidak emnentu. Belum lagi ada
kelompok tertentu yang memainkan harga solar seenaknya saja karena tidak ada
harga yang pasti dari pemerintah.
PA,
16/4/13
Gordi
Post a Comment