Kita biasanya tak terlalu peduli dengan takaran iman. Apalagi itu sulit. Iman tidak berwujud. Tidak bertakaran juga. Takarannya hanya dengan tingkat kepercayaan. Tapi itu pun hanya bersifat interen saja. Yang keluar tetap tak bisa dilihat dan dibuktikan.
Iman hanya bisa diukur jika ada peristiwa terkait. Yang menyinggung soal kepercayaan. Memang antara percaya dan iman itu saling terkait. Orang yang percaya Tuhan adalah orang yang beriman pada Tuhan. Tapi, iman jangan dicampur dengan agama. Orang beragama tidak otomatis jadi orang beriman. Jika taat bergama, ia akan jadi orang beragama. Tapi belum tentu disebut orang beriman. Iman sekali lagi terkait dengan kepercayaan, dan tidak terkait dengan kepatuhan pada agama.
Iman mestinya bersifat penuh. Berarti tingkat kepercayaannya juga penuh. Tidak ada kata setengah. Kalau pun itu ada, mesti ditambahkan. Inilah yang disampaikan para murid pada Yesus. Mereka—yang meski berada dekat Yesus—rupanya kurang beriman. Mereka memang punya iman tapi kadarnya sedikit. Karena sedikit, iman mereka tidak mampu mengubah orang jahat jadi orang baik. Tapi mereka sadar akan kelemahan ini, sehingga memohon pada Yesus: tambahkanlah iman kami.
Betapa sering kita tidak berlaku seperti para rasul Yesus. Hanya ke gereja sedikit saja, tapi sudah anggap diri orang beriman. Ini tanda kesombongan rohani. Baru berdoa satu kali saja, sudah bisa anggap diri punya iman yang kuat. Parahnya lagi mau mengontrol dan menilai orang lain. Kesombongan ini membuat kita cenderung mengadili orang lain. Padahal, iman itu membuat kita merasa rendah hati. Anggap diri kecil, sehingga ada ruang untuk menjadi besar. Kesombongan rohani adalah tanda bahwa orang itu sudah besar, tak perlu pertolongan orang lain. Termasuk dari Tuhan. Bukan, bukan, bukan ini tanda orang beriman. Ini tanda orang sombong.
Tuhan, kadang kami merasa sudah beriman, padahal belum sama sekali. Kadang kami hanya mengikuti kegiatan keagamaan, tapi anggap diri sudah beriman. Kami sadar, iman kami tidak seberapa. Oleh karena itu Tuhan, seperti para rasul-Mu, kami memohon: tambahkanlah iman kami.
Km 48, 2/10/22
BK
Post a Comment