HAMPIR MATI, TAPI TETAP BERHARAP
Selasa PEKAN BIASA IV; 2Sam 18:9-10, 14b,24-25,30-19:3; 16: 5-13; Mrk 5: 21-43
Andai hidup berjalan tanpa sebuah usaha, mungkin ceritanya akan lain. Atau mungkin tidak akan tercatat dalam sejarah. Kita kiranya ingat, kita dilahirkan dengan kemampuan untuk berjuang.
Berguru pada Yesus, kita kiranya boleh belajar berjuang. Yesus berjuang untuk membebaskan sebanyak mungkin orang untuk memperoleh keselamatan. Baik spiritual maupun dari penyakit fisik. Bagi Yesus, tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Memang Yesus bisa menyembuhkan, termasuk kita juga, tapi apakah kita mau berjuang untuk disembuhkan?
Yesus kiranya tiak membutuhkan orang yang pasif. Artinya yang suka menerima keadaan apa adanya. Di hadapan masalah besar, orang seperti ini tidak akan bisa membawa perubahan. Yesus kiranya membutuhkan orang yang aktif berjuang. Artinya, orang yang mau bekerja sama dengan Yesus.
Yairus, kepala rumah ibadat itu, tahu bahwa anaknya tidak akan bertahan lama. Keadaannya tidak bisa diharapkan. Tapi, Yairus tidak diam-diam saja. Ia mungkin akan sedih, tapi sampai titik darah terakhir, ia berjuang demi anaknya. Ia memohon pada Yesus untuk menyembuhkan anaknya.
Usaha Yairus tidak beda dengan perjuangan perempuan yang 12 tahun pendarahan. Ia sakit begitu lama, dan selama itu juga ia mengharapkan kesembuhan. Sungguh berat perjuangannya. Tapi, ia mempunyai iman yang kuat. Dengan imannya, ia percaya, meskipun hanya menjamah jubah Yesus, ia bisa sembuh. Baik anak Yairus maupun perempuan ini akhirnya sembuh.
Dari kedua penyembuhan ini, kita kiranya belajar untuk percaya pada Yesus. Yesus bukanlah Tuhan yang menghukum. Sebaliknya, Yesus adalah Allah yang membawa harapan pada manusia. Dalam diri Daud, Allah yang memberi pengharapan itu tampil sebagai ayah yang berbelaskasih. Sejahat apa pun akanya, dia patut dicintai. Dalam gambaran Daud itulah, Allah hadir dengan kasih-Nya yang begitu besar.
Tuhan Yesus, jadikan kami seperti diri-Mu, membawa harapan kepada mereka yang berputus asa dan hampir kehilangan harapan.
Post a Comment