“Tuhan adalah pengarang kitab-kitab dalam agama-agama. Dalam Islam, ada sejumlah kitab. Itu adalah tulisan Tuhan sendiri,” kata Mohammad Sobary dalam sebuah seminar di Jakarta beberapa waktu lalu. Meski itu adalah tulisan Tuhan sendiri, tak banyak yang membacanya. Hitung saja berapa banyak orang yang membaca kitab-kitab itu dalam setiap agama. 

Ia lalu bercerita tentang kemiripan dan perbedaan antara Tuhan dan dirinya. “Saya juga pengarang. Saya sudah menulis banyak buku. Tetapi, saya kecewa, mengapa masyarakat tidak banyak membeli dan membaca buku saya?” tutur budayawan yang pernah menjadi pemimpin umum Kantor Berita Antara ini dengan nada lantang. Menulis buku, menurutnya penuh perjuangan. Betapa kecewanya penulis ketika buku itu tidak dibaca.

“Di sinilah saya belajar berlapang dada dari Tuhan sendiri,” sambung budayawan yang sering disapa Kang Sobary dengan nada rendah. Menurut budayawan kondang ini, Tuhan tidak marah ketiak kitab-kitabnya tidak dibaca oleh banyak orang .  Beda  dengan manusia yang mudah kecewa ketika menghadapi tantangan. “Maka, marilah kita belajar berlapang dada dari Tuhan sendiri,” ucap putra kelahiran Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, 7 Agustus 1952 ini dengan nada ajakan.

Jakarta, 27 Oktober 2011
Gordi Afri