Berkat Tuhan itu Seperti Tiket Pesawat
Foto dari gracewithinme.blogspot.com |
Berkat ini juga saya alami hari ini. Secara mengejutkan saya ditelepon dari Yogyakarta. Saya diminta pulang cepat. Bila perlu besok sore karena ada yang mesti saya selesaikan di sana. Saya memang akan ke Jogya besok sore. rencananya saya naik bis. Saya akan tiba di Yogya pada Rabu pagi. Rupanya desakan dari Yogya terlalu kuat. Saya harus ada di sana esok malam paling lambat. Ada yang sakit di sana dan saya akan mengurus keperluannya
Saya pun langsung menghubungi atasan
saya untuk mencarikan tiket. Kalau bisa yang besok sore sebab besok siang saya
masih menyelesaikan urusan saya di Jakarta ini. Berkat Tuhan ini nyata di sini.
Tiket untuk pesawat sore hari ada. Atasan saya sudah mencari dan menemukan.
Berkat itu seperti tiket pesawat, sudah ada, tinggal dicari dan akan ditemukan.
Rahmat itu gratis tetapi tidak otomatis, kata dose saya beberapa tahun lalu.
Andai rahmat itu juga merupakan berkat maka, kalimat dosen saya ini bisa
diubah. Kata rahmat diganti dengan berkat
.
.
Berkat itu ada tinggal dicari. Mereka
yang tekun mencari akan mendapat. Sayangnya manusia kadang-kadang tidak tekun
mencari rahmat ini. Padahal rahmat itu sudah ada. Rahmat itu memang nyata dalam
hidup sehari-hari. Oleh karena itu, rahmat itu juga bisa ditemukan. Yang
mencari akan menemukan. Ada juga yang mencari tetapi tidak menemukan. Itu bukan
karena berkat tidak ada. Tetapi, mereka tidak jeli mencarinya.
Berkat itu juga nyata dalam
penderitaan anak binaan saya di Yogyakarta. Kalau dia mau, dia mesti memboboti
sakitnya seperti penderitaan yang dialami Yesus. Dia, meniru Yesus, tidak boleh
menghindar dari penderitaan itu. Dia mestinya menerima itu sebagai bagian dri
hidup. Dalam hidup ada berkat. Dan dalam sakit itu juga ada berkat. Dan boleh
jadi, sakitnya itu juga adalah sebuah berkat. Bagaimana itu terjadi?
Melalui sakit, dia merenungkan arti
penderitaan. Dari penderitaan dia merenungkan arti hidup sehat. Dia juga akan
berdiam dalam kamar. Saat itu juga dia menerima berkat. Sebab, berkat itu
selalu ada. Tinggal saja dia mencarinya dan akan menemukannya. Termasuk dalam
penderitaannya itu.
Terima kasih Tuhan atas berkatmu hari
ini. (Tulisan sebelumnya)
Jakarta, 17/6/13
Gordi