Halloween party ideas 2015

Unity in Diversity

picture, bibleencyclopedia.com 
I like to remember the motto of the Indonesian state, Unity in Diversity. Indonesia has many languages, many ethnic, many cultures, many islands, and so on, but Indonesia is one. Indonesia has one language make the Indonesian people unity. Today, Jesus teaches us the importance of the unity. The unity with Him. 

He gives us a parabola, like the vine and the branch. The vine is Jesus and we are the branch. I am the true vine, said Jesus, and my Father is the vine grower. He takes away every branch in me that does not bear fruit, and every one that, does he prunes so that it bears more fruit.

In this phrase, we are invited to make the unity with Him. Jesus shows us the unity of He and His Father. And, He invites us to do like that. If we are in unity, we can bear the fruits, we can give the fruits.

Like this parabola, we come from many nations. The majority is Italians, but some of us, come from the other's nation like Indonesia, Equador, Filipin, and some nations from Africa. We are in unity in the one home, that is the church of Saint Cristin. Just with this unity, We can hear the many voices of the Italian children, the African children, the Asian children, and also the voice of my friend, Mara. She teaches us at this Sunday.

This voice is like the branch of the vine. These voices are the branch that the part of the true vine. It is mean, this branch makes the fruits.

Happy Sunday

Parma, 4 May 2015


Oggi è primo maggio. È il giorno speciale. La memoria di san Giuseppe, patrono del lavoratore. Giuseppe, come racconta nella bibbia, è un lavoratore, un carpentiere.

Più che la festa di san Giuseppe, oggi è anche l’inizio del mese di maggio. Il mese di Maria. Il mese che dedica a Maria. Perciò, ricordiamo la nostra santa madre in questo mese.

Preghiamo insieme con Lei e il suo Figlio Gesù Cristo.

Maria, prega per noi.

Gambar dari nonstop-online.com
Anggun rupanya sudah memebaca reaksi rakyat Indonesia atas surat terbukanya. Surat yang dia tulis sebelumnya berisi penyesalannya atas praktik hukuman mati di Indonesia. Di situ, dia menyatakan ketidaksetujuannya atas hukuman mati. Dia juga memohon kepada presiden RI untuk tidak mempraktikkan hukuman mati ini. Surat itu pun ibarat petir di siang bolong bagi warga dunia maya.

Warga dunia maya dari Indonesia memberi tanggapan. Banyak yang setuju dan sependapat dengan Anggun. Ada juga yang tidak setuju. Ada yang bahkan mengecam isi surat itu. Ada juga yang mempertanyakan latar belakang surat itu. Ada yang menduga, surat itu ditulis karena ada warga Prancis yang jadi calon terpidana mati di Indonesia. Dengan demikian, Anggun tentunya ingin membela warga negaranya ini. Anggun yang berdarah Indonesia-Jawa ini sudah pindah ke Prancis. Dalam suratnya dia memaparkan latar belakang budaya aslinya dan kemudian seperti membanggakan bahwa dia sudah lama tinggal di Prancis. Dia memang sudah warga Prancis. Seperti kita ketahui, Indonesia tidak mengenal kewarganegaraan ganda. Maka, Anggun yang berkewarganegaraan Prancis itu, di Indonesia tidak dianggap sebagai WNI lagi. Entah, di Prancis sana dia juga masih dianggap WNI.

Hari ini, Anggun menulis tanggapan lagi. Tanggapannya ditulis dalam bahasa Indonesia dan diberi judul bahasa Inggris. Entah mengapa demikian. Dipahami saja, Anggun ‘orang internasional’ yang tinggal di Prancis. Tapi, dalam surat itu tidak satu kata pun bahasa Prancis. Malah, bahasa Inggris dan sebagian besar bahasa Indonesia.

Isi Surat Anggun
Menarik menyimak surat Anggun kali ini. Dia mengatakan sekali lagi, dia mendukung pemberantasan narkoba. Dia mengecam koruptor yang membantu memasukkan agen narkoba ke Indonesia. Dia juga ingin mendukung proyek untuk membantu keluarga korban narkoba. Dia mendukung hukuman seberat-beratnya kepada gembong narkoba. Tetapi, dia tidak setuju jika gembong narkoba dibunuh. Dia berargumen, nyawa manusia hanya bisa dicabut oleh Allah saja.

Tampak Anggun menghormati hak hidup manusia. Hak hidup yang menjadi bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM). Anggun memang bekerja sama dengan PBB sebagai pembela HAM. Kiranya tidak ada yang membantah misi Anggun sebagai pembela HAM, juga misi PBB. Namun, benarkah Anggun pembela HAM?

Mempertanyakan peran Anggun sebagai Pembela HAM
Katanya, Anggun adalah pembela HAM. Dia katakan dengan jelas dalam suratnya. Bisa dipahami jika Anggun juga ikut membela warga Prancis yang jadi calon terpidana mati di Indonesia. Jelas juga jika Anggun membelanya karena calon korban adalah teman warga negaranya. Tetapi, pertanyaannya mengapa Anggun hanya membela calon itu? Jika benar pembela HAM, mengapa tidak membela yang lainnya? Mengapa Anggun yang berdarah Indonesia-Jawa itu tidak ikut membela warga Negara Indonesia yang ikut terbunuh di luar negeri?

Salut dengan pembelaan Anggun terhadap kehidupan terpidana. Tetapi, semestinya Anggun dan rekan kerjanya PBB membela sampai tuntas. Jangan hanya membela untuk warganya saja. PBB itu badan internasional dan sebaiknya bekerja di level internasional. Jangan bekerja sampai penduduk dunia memberi kesan PBB bekerja sebagian saja.

Seperti PBB, Anggun juga mestinya demikian. Jika darahmu Indonesia-Jawa, bela dunk warga Negara Indonesia yang terancam hukuman mati. Jangan hanya membela warga negaramu saja. Dan, lebih dari membela calon korban terpidana, sebaiknya Anggun bekerja dalam metode yang lain juga.

Anggun sebagai pembela HAM sebaiknya ikut memberi penyuluhan agar narkoba tidak merajalela seperti barang dagangan. Anggun sebaiknya ikut memberantas perdagangan narkoba. Begitu kan Anggun, kalau mau benar-benar jadi pembela HAM.

PRM, 2/5/15
Gordi


Powered by Blogger.