Halloween party ideas 2015

AGAR TAK BOSAN MENUNGGU

FOTO: pixabayfree

Menunggu
Itu pekerjaan membosankan
Pekerjaan yang dibenci
Pekerjaan yang dijauhkan

Menunggu
Sebenarnya tak membosankan
Asal tahu cara membunuh kebosanan
Dengan berbagai cara sederhana

Menunggu
Menjadi bermanfaat
Jika sambil membaca buku
Mengisi TTS

Menunggu
Menjadi tak bosan
Jika sambil mendengar musik
Menggambar

Menunggu
Tak bisa dijauhkan
Apalagi dibenci
Atau dihindari

Menunggu
Harus dilakoni
Demi dia yang datang
Kita yang berubah

Karena menunggu
Akan menjadi budaya kita
Yang di mana-mana ada macet
Dan antri panjang

Selamat menunggu
Tuk penumpang bis
Penumpang kereta
Penumpang pesawat

*sambil menunggu teknisi komputer


PA, 20/2/13


Gordi

iustrasi, di sini
Sekarang, zaman berubah. Dulu—konon kata dongeng—banyak orang bisa diam. Tidak banyak yang ribut. Sekarang banyak ribut. Sekadar ribut ada. Yang ribut mempersoalkan sesuatu ada. Perkembangan teknologi membuat manusia tidak bisa diam. Sehari, 24 jam, bisa ribut. Bicara di telepon, hp, internet, dan sebagainya. Masihkah manusia berjuang untuk diam?

Sebelum menjawab pertanyaan ini, baik kalau dijawab pertanyaan nakal sebelumnya, untuk apa diam? Bukankah manusia juga termasuk makhluk komunikasi? Maksudnya manusia membutuhkan yang lain dan berarti harus berkomunikasi dengan yang lain. Jadi manusia tidak perlu diam?

Tentu tidak. Manusia tetap membutuhkan diam. Ada saatnya manusia mesti diam. Dalam diam ada banyak yang dialami. Persoalan hidup kadang-kadang bisa diselesaikan dalam diam. Kalau sebuah masalah dibicarakan terus menerus tidak ada solusi. Sebaiknya ada jeda antara bicara dan diam. Saat diam itu digunakan untuk memikirkan solusi. Dalam hal ini diam itu mutlak perlu.

Manusia zaman ini perlu memperjuangkan waktu diam itu. Apalagi dengan teknologi yang ada, manusia tergoda untuk selalu berkomunikasi. Saat diamnya kapan? Kadang-kadang saat makan pun sambil terima telepon. Saat tidur juga kadang-kadang harus mengangkat telepon dan menjawab pesan singkat. Kapan saat menikmati tidur dalam diam, tanpa diganggu?

Sesekali boleh diganggu. Tetapi, kalau terus menerus seperti itu, dan tidak pernah diam lagi, kurang bagus. Manusia tentu bisa memaksa tenaganya bekerja 24 jam. Tetapi, fisik juga butuh diam, sekadar istirahat, atau bahkan diam untuk mengisi tenaga baru.

Jadi, diam itu tetap perlu. Dalam diam ada seribu jawaban atas persoalan yang dihadapi. Asal jangan diam sepanjang hari. Kecuali kalau memang butuh waktu diam selama seminggu untuk sekadar retret, putus hubungan dengan dunia luar. Ini wajib dan perlu diam.

PA, 19/2/13

Gordi


Malam ini amat beruntung. Saya dan sahabat saya mengikuti pertemuan di wilayah.

Wilayah adalah unit kecil dari paroki. Paroki merupakan istilah untuk tempat berkumpulnya sekelompok umat Katolik. Gereja Katolik itu pusatnya di Roma. Ini namanya tingkat kepausan. Paus adalah pemimpin tertinggi dalam gereja Katolik.

Dari kepausan, ada tingkatan berikutnya yakni Keuskupan. Dikepalai seorang uskup. Dari Keuskupan ke Paroki. Dikepalai oleh Pastor Paroki. Dari paroki ke wilayah/stasi. Dari wilayah ke lingkungan. Dari lingkungan ke keluarga-keluarga sebagai unit terkecil.

Malam ini umat satu wilayah dari beberapa lingkungan berkumpul di kapel Wilayah Gejayan, Minomartani, Condongcatur, Yogyakarta.

Kami membahas buku Kompendium (ringkasan) Katekismus Gereja Katolik. Umat yang datang sekitar 50-an orang. Lumayan. Sebab, malam ini hujan.

Malam ini kami membahas bagian pengantar, latar belakang, dan daftar isi. Ini bagian kulit dari buku itu. Isinya akan dibahas pada pertemuan bulanan berikutnya.

Tuhan terima kasih atas anugerah_mu
Engkau mengizinkan kami bertemu
Engkau menggerakkan hati umat tuk berkumpul
Tambahkanlah iman kami
Agar kami semakin mengenal-Mu
Melalui pendalaman iman
Kitab Suci
Dan ajaran gereja.
Amin.

PA, 20/2/13
Gordi
Powered by Blogger.