foto dari marcusgoesglobal.com |
Yogyakarta, kota yang ramah, sopan,
dan teratur, serta berbudaya. Selama tinggal di Jakarta, saya mengimpikan
hal-hal ini. Dan hal inilah yang ada di Yogyakarta. Itulah sebabnya saya
mengimpikan untuk kembali ke Yogyakarta. Dan, kebetulan saja, impian saya itu
menjadi nyata. Saya ditugaskan di Yogyakarta selama setahun 2012-13.
Tanggal 10 Juli 2012, saya berangkat
dari Jakarta. Naik bis Safari Dhramaraya dari Jakarta dan tiba pada 11 Juli
pagi hari di Yogyakarta. Kini, saya tidak mengimpikan tinggal dan kembali ke Yogyakarta
lagi. Saya tinggal dan kembali ke Yogyakarta lagi. Yogyakarta di depan mata dan
bukan kota impian lagi. Yogyakarta kini berubah menjadi kota harapan.
Dalam setahun ini, saya berharap saya
bisa kerasan dan nyaman tinggal di kota ini. Tidak main-main, saya ditugaskan
untuk memberi pengajaran tentang harapan pada anak didik. Saya kini menjadi
pendidik. Sebagai pendidik saya bicara tentang masa depan. Maka, di sinilah ada
harapan. Harapan tidak menjadi nyata jika tidak mulai dari masa sekarang. Maka,
saya sekarang berada di Yogyakarta untuk emngajarkan harapan tentang masa
depan.
Tak terasa, setahun di Yogyakarta
sudah usai. Saya akan kembali ke Jakarta. Dan, tanggal 2 Juli 2013, saya akan
kembali ke Jakarta. Waktu ini saya kenangkan dengan baik. Terlalu singkat
rasanya tinggal di Yogyakarta. Tetapi, saya merasa di dalamnya saya mengalami
pahit-manis, jatuh-bangunnya berjuang menjadi pendidik. Dalam semuanya ini,
saya terbius dengan suasana kota Yogyakarta yang nyaman, teratur, berbudaya,
dan punya impian tentang masa depan.
Selanjutnya, saya bermimpi tinggal di
benua Eropa. Dan memang saya akan berangkat ke sana. Semoga saya bisa kerasan
dan betah di sana. selamat tinggal Yogyakarta. Semoga kelak saya bisa
menemukanmu seperti saat ini, nyaman, berbudaya, dan ramah. Yogyaku terima
kasih untuk keramahanmu. (Tulisan Lain)
PA, 1/7/13
Gordi Afri
Post a Comment