Google.images |
Teman saya menunjukkan peta perjalanan. Saking sakitnya, pertanyaan muncul lagi. “Apakah kamu yakin kita tidak tersesat?”
Teman saya menjawab, “Percayalah pada saya, kita akan tiba dengan selamat.”
Setelah seharian menyusuri Jakarta, kami tiba di tempat tujuan. Teman saya senang dan bangga. Peta perjalanan yang dia buat membantu kami dalam perjalanan ini.
Para murid bingung, cemas, dan gelisah menghadapi situasi baru. Yesus yang selama ini selalu bersama mereka akan pergi dan berpisah dengan mereka. Mereka harus buat apa? Mereka tidak tahu, Kemana Yesus akan pergi, dan di mana Bapa itu tinggal.
Sebelumnya, Yesus menjelaskan demikian. Ia pergi kepada Bapa-Nya. Di sana, Ia menyiapkan tempat untuk kita, manusia dan para murid. Setelah semuanya siap, Yesus datang kembali membawa kita untuk tinggal selamanya dengan Dia di tempat itu.Tinggal bersama Yesus berarti tinggal bersama Bapa. Sebab “Bapa dan Yesus adalah satu.”
Sebelum sampai ke tempat itu kiranya dua hal perlu dipersiapkan. Pertama, tahu jalan ke sana. Jalan itu melalui Yesus sendiri. Melalui Dia sama dengan dekat dengan Dia, akrab dengan Dia, meniru sikap-Nya, dan sebagainya. Kelak kita akan tinggal bersama Dia sebab Yesus berkata, “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup.” Kebenaran tak lain adalah “pengalaman hidup yang meliputi kesejahteraan dan kebahagiaan manusia”.
Kedua, yakin akan jalan yang kita lalui itu. Keyakinan berarti masuk lebih jauh dalam relasi dengan objek yang kita yakini itu. Jika Yesus adalah jalan (yang kita pilih) maka kita yakin akan Yesus. Yakin akan Yesus berarti yakin akan Bapa. Keyakinan ini yang Yesus berikan kepada para murid-Nya sebelum Ia berpisah dengan mereka.
Kita—sama dengan para murid—sering merasa bingung, cemas, dan gelisah dalam hidup. Situasi sosial berubah sedikit saja, kita sudah cemas. Kadang-kadang keyakinan sampai dikorbankan. Kita tidak percaya diri lagi bahkan tak percaya dengan hal yang kita yakini selama bertahun-tahun.
Lepas dari situasi ini, kita tetap mempunyai keyakinan dalam diri masing-masing. Kita akan sampai pada tempat idaman kita, Rumah Bapa. Di sana, Yesus menyiapkan tempat untuk kita dan hidup selamanya dengan kita. Dialah jalan, kebenaran, dan hidup. (Dimuat di http://www.xaverindo.org)
Cempaka Putih, 20 Mei 2011
Gordi Afri
tulisan yang indah....namun terkadang dalam perjalanan kita menuju rumah idaman banyak mengalami pergolakan, semoga Tuhan Yesus selalu menyertai kita....:)
ReplyDeleteSalam Kenal
Trima kasih Vinza....setuju dan pergolakan itulah yang mendewasakan keyakinan kita...Dia juga hadir dalam pergolakan itu, sperti kata kamu, "Tuhan Yesus selalu menyertai kita"...
ReplyDelete