Halloween party ideas 2015


Sumber di sini

Ini peristiwa konyol kemarin. Kekonyolannya membuat saya menarik sesuatu yang penting.

Saya dan dua teman mengikuti kebaktian di GKI Kelapa Cengkir, Kelapa Gading. Kami berjalan berurutan. Teman saya berada di depan dan di belakang, saya di tengah.

Setibanya di pintu masuk, kami mengambil majalah dan lembaran informasi kebaktian hari itu. Teman yang di depan mengambil duluan. Setelahnya saya. Saya melihat, dia memencet tombol setelah menerima majalah dari petugas. Giliran saya sekarang. Petugas menyerahkan majalah itu. Saya menerimanya sambil tersenyum dan menyapa selamat pagi.

Lalu, saya berpindah tempat. Tanpa melihat kode-kode yang ada di atas tombol itu, saya langsung memencet. Yang saya lihat hanya jumlah angka setelah pencetan itu. Angkanya bertambah. Astaga…ternyata itu tombol untuk perempuan. Petugas itu tertawa. Lalu saya meminta maaf.

“Ehh..salah. maaf bu, giliran berikutnya nanti tidak perlu pencet lagi.”
Ibu itu tersenyum dan mengangguk saja.

Lalu, giliran teman saya berikutnya. Dia memencet tombol untuk laki-laki. Setelahnya dia menoleh ke saya dan tersenyum. Wah…benar-benar kekonyolan yang memalukan. Namun untuk apa malu? Asal saja mengakuinya dengan jujur, itu sudah cukup.

Ah…kekonyolan ini membuat saya tidak enak. Untunglah teman saya tidak menyinggung hal ini lagi. Kalau ketahuan sama teman yang satu pasti tambah ramai pembicaraannya.

Dikira tombol itu untuk semua jemaat yang datang. Ternyata tombol itu digolongkan menurut jenis kelamin. Ada laki-laki dan perempuan. Ada juga tombol untuk tamu dan anggota tetap di gereja itu.

Lain kali mesti hati-hati. Setiap tombol memiliki fungsinya. Kalau salah menekannya pasti fungsinya kacau.  Ini masih untung. Kekonyolannya masih dimaafkan. Kalau tidak akan ada yang memarahi dan dimarahi. Apa jadinya itu???

CPR, 12/2/2012
Gordi Afri  

Post a Comment

Powered by Blogger.