Menemani mungkin menjadi suasana yang membosankan bagi sebagian orang.
Menemani teman/sahabat untuk rekreasi ke pantai misalnya. Bisa saja jadi bosan
jika kita sudah melihat tempat itu untuk ke sekian kalinya. Ini wajar sebab
manusia mempunyai kecenderungan untuk mencari sesuatu yang baru.
Saya pun mengalami kebosanan ketika menemani teman berkunjung ke Candi
Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Saya sudah 3 kali ke sana. Tahun 2005, juli
2012, dan agustus 2012. Begitu juga dengan Candi Prambanan di dekat Klaten, yang
sudah 2 kali saya kunjungi, 2006 dan agustus 2012. Saya pun menjumpai beberapa
orang yang sama, melihat pemandangan yang sama. Bosan. Tetapi saya harus
menjalaninya.
Dalam pergumulan itulah saya menemukan hal baru. Menemani bukan
sekadar melihat obyek yang sama, mengalami suasana yang sama. Saya mencoba
mencari hal baru ketika melihat hal yang sama. Di Prambanan, saya menemukan
seni berfoto dari sang fotografer. Dia mengajarkan teknik mengambil gambar untuk
orang yang sedang melompat.
Dengan iming-iming menggunakan jasanya, dia beberapa kali mengajari
teknik mengambil gambar. Saya dan teman saya pun mengubah gaya. Semuanya gaya
melompat. Hasilnya bagus. Ini pelajaran baru bagi saya.
Di Prambanan, saya belajar gaya berfoto dari sahabat saya ini. Dia
mengajarkan seni berfoto di mana kita seolah-olah yang paling besar di hadapan
obyek yang kenyataannya lebih besar dari kita. Candi Prambanan misalnya bisa
dipegang, ditunjuk dari atas, didudukan di atas telapak tangan. Semuanya ini
adalah gaya berfoto.
Pada kesempatan lain saya juga menemani sahabat saya mengunjungi candi
Hati Kudus Yesus dan gereja Katolik Ganjuran. Saya sudah 2 kali ke sana. Tahun
2006 dan agustus 2012. Bagi saya kunjungan kedua dan ketiga sudah membosankan.
Kunjungan pertama adalah yang terindah dari semua kunjungan. Begitu prinsip
saya.
Gereja yang baru saja direnovasi tahun 2009 ini ternyata tampak indah dibanding
7 tahun lalu sebelum gempa Yogya Mei tahun 2006 meluluhlantahkannya. Candi Hati
Kudus juga menjadi tempat istimewa dalam kunhjungan kali ini. Saya bisa berdoa
di dalam candi. Giliran dengan beberapa pengunjung lainnya.
Inilah indahnya seni menemani. Pekerjaan ini adalah pekerjaan pemandu
wisata. Saya bukan pemandu wisata tetapi dengan kegiatan ini saya belajar hal
baru, menjadi pemandu wisata.
Tak ada yang sia-sia ketika kita mencari hal baru dari obyek yang
berkali-kali kita perhatikan.
PA, 16/8/2012
Gordi Afri
Post a Comment