Saya suka tanggal, bulan, dan tahun ini. Ini padanan yang
cantik. Nomor cantik, kata penggemar nomor handphone. Nomor cantik juga kata
pemain kupon putih. Apakah bagi saya juga itu merupakan nomor cantik?
Tentu saja. Tetapi cantik dalam arti apa. Saya memang
melihat padanan itu cantik. Bukan dibuat-buat juga. Tetapi, kebetulan yang tak
disangkal lagi.
Tadi malam saya dapat kabar dari rumah. Kabar buruk. Nenek saya
meninggal. Saya sedih mendengarnya. Adik-adik saya mengabarkan hal itu. Dengan dua
adik, saya berkomunikasi cukup lama. Kami mengenang jasa sang nenk. Dengan dua
paman saya juga, saya berkomunikasi. Meski hanya sebentar dengan mereka. Mereka
memang sibuk mengurus hal ini. Tetapi ekduanya tetap membalas pesan singkat
saya. Satunya dibalas pagi ini dan satu lagi balas langsung tadi malam.
Nenek bagi saya adalah figur penyayang. Dialah yang memberi
kasih sayang seperti ibu saya memberi kasih sayang. Saya sempat mengenang dan
bercerita dengan adik saya. Dulu, waktu saya dan kakak masih kecil, sering
mengunjungi nenek dan kakek. Nenek biasanya menyimpan telur ayam. Ketika kami,
cucu-cucunya datang, dia mengeluarkan telur ayam itu dan merebusnya. Dia sendiri
yang membagi-bagikan kepada kami para cucunya.
Ini yang saya ingat dari nenek ini. Dan, akan saya ingat
terus.
Tadi malam, saya sempat menetes air mata ketika
berkomunikasi dengan adik saya. Adik saya belum lama ini bertemu nenek. Kebetulan
dia libur dan kembali ke rumah. Ia mengunjungi nenek yang waktu itu sempat
sakit. Mereka berbincang-bincang sebentar. Dia juga punya kenangan indah dengan
sang nenek.
Saya sendiri sudah lama tidak bertemu dia. Waktu liburan 2
tahun lalu, saya tidak sempat bertemu nenek. Meski demikian, saya selalu ingat
dia. Nenek dalam benak saya tidak terlupakan justru karena kasih sayang yang ia
berikan waktu kami kecil.
Semalam, saya menangis mengingat nenek. Dia kini
meninggalkan kami, anak-anak dan cucu-cucunya.
Kami
sedih mengingatmu nek
Kami
tidak bisa menemukan figur seperti engkau
Kami
kini hanya mengenang jasamu Tanganmu begitu halus dan damai bagi kami Engkau mendidik
kami dengan penuh kasih sayang
Engkau
mengajari kami hidup bersama dalam suasana persaudaraan
Engkau
juga mengajari kami apa artinya berbagi
Darimu
kami belajar banyak hal
Nek,
dari sana engkau melihat kami
Doakan
kami nek dari seberang sana Bimbinglah langkah kami anak-anak dan cucu-cucumu
Ingatkan
kami untuk selalu mendoakanmu.
Keluarga kami dirundung duka yang beruntun. Tahun lalu dalam
suasana Natal sang kakek pergi untuk selamanya. Dia meninggal persisi malam
Natal. Saya waktu itu sedih. Tetapi tetap merayakan misa Natal bersama
teman-teman dalam suasana bahagia. Bukan senang.
Dengan kepergian nenek ini, kini kami sebagai cucu tidak ada
lagi figur yang bisa bermanja-manja. Kini saya hanya punya Om dan Tanta. Selain
keluarga saya sendiri tentunya. Tetapi ada suasana lain nantinya jika
berkunjung ke rumah nenek. Dulu, ada kakek dan nenek yang menyambut dengan
suasana ceria dan kasih sayang. Kami dulu disambut di pintu masuk. Nenek dan
kakek mencium kami satu per satu. Yang kecil bahkan digendong. Sekali gendong 1
sampai 2 cucu. Lalu bergantian.
Kini yang menyambut kami hanya Om dan Mama kecil saya. Tetapi
tak apa-apa asal kami bisa berkumpul dalam satu keluarga yang penuh kasih
sayang. Dengan Om ini juga saya sampaikan pesan semalam. Saya harap Om membaca
pesan saya itu di hadapan nenek. Sebab, hanya itu kata-kata terakhir saya. Saya
tak bisa berbuat apa-apa—kecuali berdoa dan berharap—dan tak punya apa-apa
untuk diberikan pada nenek.
Kepergian nenek membawaku membayang dan mengingat semua
keluarga yang sudah pergi meninggalkan kami. Ada kakek. Ada kakak yang amat
dekat dengan saya. Ada juga Tanta yang juga amat dekat dengan saya dan juga
dengan bapak. Ada kakek dan nenek dari keluarga bapak yang selalu kami doakan. Mengingat
mereka semua ini saya hanya bisa berdoa. Saya tidak sempat hadir dalam
hari-hari terakhir dan pada waktu pemakaman mereka semua ini tetapi saya mendoakan mereka.
Saya yakin mereka semua berbahagia bersama Bapa di surga. Akhirnya
selamat jalan nek, doa kami menyertaimu. Doakan kami dari seberang sana. Berilah
kami anak-anak dan cucumu kebahagiaan dalam hidup. Selamat jalan nenek. Dari cucumu
tercinta dan atas nama para cucumu.
Gordi Afri
PA, 10/11/12
GA
Post a Comment