Bicara
soal hati tidak mudah. Hati tidak mudah diselami. Hati dari segi kesehatan juga
menjadi hal rumit. Kalau hati kena penyakit, sulit mengobatinya.
Hati
adalah penampung penyakit. Jika hati diserang penyakit, tak ada jalan lain,
kecuali membuangnya. Hati pun harus diganti. Ini yang bisa dilakukan manusia. Demikian
juga jika hati kena darah kotor, hati menjadi sarang penyakit. Maka, manusia
hanya bisa mencuci darah.
Hati
juga sulit diselami jika sakit dari segi psikologis. Sakit hati adalah penyakit
emosional yang berkaitan dengan psikologi manusia. Kalau sakit hati,
rasa-rasanya hidup tak berarti lagi. Bagaimana dengan hati kita, masihkah
menjadi sumber kebahagiaan kita?
Hari
ini Gereja Katolik merayakan pesta Hati Kudus Yesus. Hati Yesus kiranya kita
tahu. Ditusuk pedang sampai berdarah. Hati Yesus adalah hati yang terluka. Bukan
hati yang sehat. Tetapi hati Yesus juga sumber kebahagiaan. Banyak pengikut
Yesus berdoa memohon agar hati-Nya diisi dengan hati Yesus.
Hati
Yesus memang sumber bahagia. Meski luka, hati itu adalah pancaran kasih. Darinya,
Yesus justru mengajarkan pada manusia untuk berbuat kasih. Kasih sampai
terluka. Yesus mengajak manusia untuk berani berjalan. Dari kekelaman menuju
terang. Ini tidak mudah karena hati manusia penuh dengan hal yang manusiawi. Karena
penuhnya, tak ada lagi tempat dalam hati manusia untuk menampung hati Yesus.
Yesus
memang bijaksana dan baik hati. Ia tahu, hati manusia penuh nafsu duniawi,
serakah, dosa, namun Ia masih bisa menerima manusia dan mengajak manusia untuk
bersatu dengan-Nya. Yesus ingin agar hati-Nya menyatu dengan hati manusia. Dengan
itu, segala beban diringankan, segala nafsu duniawi dibersihkan. Kelak, manusia
akan mendapat hati bersih penuh kasih seperti hati Yesus.
Selamat
merayakan pesta Hati Kudus Yesus. Hati yang penuh KASIH.
PA,
7/6/13
Gordi
Post a Comment