Jalantol, foto koleksi pribadi |
Pagi-pagi benar, kami bangun. Dingin masih menyelimuti kami pagi ini. Memang,
Roma, saat ini, dingin sekali kalau pagi hari. Rasanya tidak sulit untuk bangun
karena suhu dingin ini. Setelah bangun, segera mandi. Pagi ini, saya, teman
saya Fonsi dan Sergio, berangkat ke Parma. Kami tinggalkan kota Roma.
Jarak Roma-Parma sekitar 500 kilo meter ke arah Utara. Diperkirakan ditempuh selama 5 jam dengan mobil. Lewat
jalan tol tentu saja. Perjalanan ini akan menjadi kenangan indah bagi saya. Fonsi bilang ke saya, kalau ia
tidak akan melupakan kota Roma ini. “Boleh jadi hanya kali ini saja bisa
melihat Roma”, kenangnya sebelum berangkat.
Saya rapikan tempat tidur setelah mandi. Barang-barang sudah dibereskan
tadi malam. Satu koper dan satu tas. Saya kaget ketika pintu kamar saya
diketuk. Mungkin karena terlalu asyik merapikan tempat tidur, sampai kaget kala
ada bunyi. Fonsi masuk dan bertanya tentang kesiapan saya. Saya sudah siap dan
mau turun.
Matahari terbit, foto, koleksi pribadi |
Kamar kami ada di atas. Kamar saya bernomor 527. Entah dihitung dari mana. Tetapi,
kalau boleh tebak, 5 itu jumlah tingkat dan 27 itu nomor kamar. Kalau dihitung
dari bawah, kami tinggal di tingkat 5. Yang pertama dari lantai yang di bawah
tanah. Kamar saya berada di ujung. Kami harus turun 3 tingkat menuju pintu
utama rumah. Di depan pintu ada mobil. Kami memang berangkat dengan mobil. Kami
turun lewat tangga. Kami sengaja tidak menggunaan lift. Kami tahu, kalau bawa
beban berat biasanya untuk naik-turun ke kamar bisa pakai lift. Kami pakai lift
waktu kami datang dan harus naik menuju kamar.
Kami bawa sendiri tas dan koper. Hitung-hitung, sudah dewasa dan mandiri
dunk. Masak bawa tas sendiri saja tidak bisa. Kami tinggalkan barang di depan
pintu dan kami turun lagi menuju ruang makan. Sarapan sebentar dengan minum segelas susu dan
makan roti. Ini penting untuk saya. Sebab, jalan tanpa makan bagi saya, seperti mau
mati rasanya. Kalau perut ada isinya, mau jalan berapa lama saja, tidak
masalah.
Setelah sarapan, kami menuju pintu. Di situ sudah ada beberapa pastor,
bruder, dan suster Xaverian yang mau menyalami kami. Saya kagum dan heran degan
mereka ini. Perjalanan kami ini rupanya bukan perjalanan yang begitu-begitu
saja. Mereka yang tinggal di rumah ini dan memangku jabatan penting dalam
kongregasi Xaverian bisa bangun dan melihat keberangkatan kami. Belum waktunya
mereka bangun. Masih ada 1 jam atau lebih bagi mereka untuk tidur. Tetapi mereka
rela bangun pagi hanya untuk menyalami kami. Kami berjabatan tangan satu per
satu sebagai tada perpisahan. Ada yang berpesan, sampai jumpa lagi. Terutama untuk
saya yang hanya berpindah kota saja dan masih di negara Italia. Sedangkan,
untuk Fonsi dan Sergio yang akan berangkat ke Kamerun, hanya dikatakan, sampai
jumpa kapan-kapan.
Pemandangan di jalan, Foto, koleksi pribadi |
Kami masukan barang-barang dalam mobil lalu berangkat. Di depan ada Bruder Giovanni,
SX yang menyetir dan juga Pastor Stradiotto, SX yang menemani. Di belakang, ada
kami bertiga. Kami keluar dari rumah pada 7.30 pagi waktu Roma. Perjalanan ini
diperkirakan ditempuh selama 5 jam.
Suasana masih pagi dan pemandangannya indah sekali. Saya sempat mengambil
beberapa gambar di sekitar jalan. Tidak banyak karena saya juga tertidur di
jalan. Laju mobil kencang karena melewati tol yang lancar. Bruder ini ruapanya
sudah biasa berkendara di jalan ini.
Beberapa kali saya bangun dan langsung disodorkan makanan ringan. Pastor
rupanya sudah menyiapkan snack. Atau juga dia tahu, kalau-kalau kami lapar di
jalan. Saya ambil beberapa. Cukup untuk mengobati rasa lapar. Tambah juga
dengan beberapa buah anggur. Kenyang.
Tak terasa kami tiba di Parma. Rupanya tidak sampai 5 jam. Kami tiba pukul 10.30. Berarti 4 jam saja. Jalanan
memang lancer dan bruder melajukan mobil dengan kencang. Kami masuk di rumah induk Xaverian
(Casa Madre). Menanyakan nomor kamar
untuk pastor, bruder, Fonsi, dan Sergio. Setelahnya mereka membawa barang
menuju kamar. Saya menunggu sebentar.
Kemudian, saya dan P Stradiotto menuju rumah para Teologan Xaverian (studente). Kami masuk dan diterima oleh
beberapa teman saya dan seorang pastor. Keramahan tampak sekali dalam
penerimaan ini. Juang dan Pandri, teman saya dari Indonesia mengantar saya
menuju kamar saya. Woao…rupanya saya tinggal di kamar paling atas juga, di
tingkat 5 rumah ini. Kami naik lift juga biar mudah.
Kota Parma, foto, koleksi pribadi |
Saya masuk kamar dan woao….kamarnya luas sekali. Seperti kamar hotel. Mewah. Inilah standar kamar
untuk masyarakat di kota ini. Saya melepas kelelahan saya di kamar ini. Duduk sebentar
kemudian berbaring. Perjalanan saya sampai tujuan. Dari rumah tanggal 18 Agustus
2013 dan tiba di sini pada 3 September 2013. Terima kasih Tuhan untuk
anugerah-Mu ini. (bersambung)
Parma, 21 September 2013
Mantap Frater.. Maju terus...:)
ReplyDeleteTerima kasih e, saya tunggu kedatangannya
Delete