foto oleh Bang Ricki VanDirjo Sepur44 |
Malu Bertanya, Jalan Terus.
Begitu komentar seorang mahasiswa baru di kota Yogyakarta. Ini tidak lazim.
Orang sudah tahu pepatah, malu bertanya sesat di jalan. Memang demikianlah
kenyataannya. Malu bertanya sesat di jalan. Dari mana lagi orang ini
menciptakan pepatah baru ini?
Malu bertanya, jalan terus.
Ada benarnya juga. Tidak bertanya maka mau tak mau ikuti ssaja jalan yang ada.
jadinya berjalan tanpa tujuan yang pasti. Tidak berhenti untuk bertanya. Tidak
tahu juga arah yang mau dituju.
Tetapi
kalau jalan terus gara-gara malu bertanya jadi aneh. Apakah
itu hanya manuver supaya tidak dibilang tersesat? Apakah itu mau menampilkan bahwa dia percaya diri? Dia tahu jalan? Dia
tidak perlu bertanya?
Mungkin
juga demikian. Tetapi bagaimana pun dia mesti bertanya, mencari tahu kalau
tidak tahu. Memang kelihatannya tidak terjadi apa-apa kalau berjalan terus.
Tetapi kalau jalan tanpa tujuan yang pasti itu aneh. Kecuali kalau memang dia
sekadar berjalan mengenal lingkungan. Itu bisa dilakukan tanpa arah yang pasti.
Tetapi kalau jalan dengan membawa tujuan tertentu sebaiknya ikuti arah yang
tepat.
Saya
tetap yakin dengan pepatah, malu bertanya sesat di jalan. Mungkin saja dia bisa
berjalan terus. Tetapi jalannya itu bisa menyimpang dari arah yang mau dicapai.
Ah…ini
orang mau lucu. Menciptakan pepatah yang bikin terkeco. Malu
bertanya jalan terus. Tetapi itulah yang dibuat oleh sekelompok kawan baru.
Dengan berjalan terus mereka banyak tahu daerah baru. Tetapi tetap tidak bisa
mengikuti arah yang ditentukan sebelumnya.
PA,
5/9/2012
Gordi
Afri
*Dimuat
di blog kompasiana pada 6/9/12
Post a Comment