foto oleh Aulia Halimatussadiah |
Siapa pun pasti ingin dan berusaha untuk menang
dalam setiap pertandingan. Itulah yang dicari oleh setiap tim. Juga setiap
pemain yang berlaga di lapangan. Kemenangan menjadi tolok ukur keberhasilan.
Tetapi jika kalah bagaimana? Apakah itu bukan termasuk situasi yang melekat
dalam pertandingan?
Pilkada Jakarta baru saja selesai. Ada yang
menang dan ada yang kalah. Hitungan cepat beberapa lembaga menunjukkan hal itu.
Menarik sekali melihat hasil ini. Paling tidak dua kandidat kepala daerah sudah
siap untuk menerima hasil. Sebab, pertarungan pilkada ini menuntut mereka untuk
siap menang dan siap kalah. Syukur kalau menang. Tetapi setiap kandidat hanya boleh
menerima satu hasil. Atau kalah atau menang. Dalam persiapan pertarungan tentu
saja siap menang dan siap kalah.
Mereka sudah meyakinkan pemilih dengan berbagai
cara dalam masa kampanye. ada janji perbaikan sana-sini, penambahan fasilitas,
membuat terobosan ini itu, mengajukan solusi jitu, dan sebagainya. Pemilih juga
sudah mendengar dan mencermati semuanya. Pemilih, kini ibarat bos, bebas
menentukan pilihannya. Inilah yang terjadi saat pemilihan. dan, kita sudah tahu
hasilnya dari hitungan cepat. Salah satu kandidat menang. Dialah yang berhasil
meyakinkan dan membuat pemilih jatuh hati padanya.
Gubernur Fauzi Bowo sudah siap untuk menang dan
kalah. Dia sudah memberi salam kepada pesaingnya, Pasangan Pak Jokowi. Ini
menjadi petunjuk bahwa dia memang sudah siap untuk memang dan kalah. Dan,
berani menerima hasil serta mengakui kemenangan pesaingnya. Menelepon atau
memberi salam kepada pesaing bukanlah hal besar. Tetapi menjadi hal besar
ketika dibuat pada momen bersejarah. Pilkada adalah momen bersejarah. Fauzi
sudah membuat hal besar suasana pilkada kali ini.
Ini menjadi pelajaran berharga bagi setiap orang
yang mau memimpin. Juga bagi pemain yang bertarung dalam arena pertarungan.
Siap menang dan siap kalah. Kalau menang bersyukurlah. Target tercapai. Tetapi
kalau kalah, jangan berkecil hati. Bangkit kembali. Mulai dengan mengakui
kekuatan lawan.
Orang besar adalah mereka yang berani untuk menang dan berani menerima
kekalahan.
——————————
*Obrolan siang menjelang sore
PA, 22/9/2012
Gordi Afri
*Dimuat di blog kompasiana pada 22/9/2012
Post a Comment