Foto dari sini |
Saya sebenarnya bisa pulang karena keadaan
fisik saya semakin baik. Pusing sudah tidak ada. Lemas badan tentu saja ada
sebab saya terbiasa tidur banyak selama di rumah sakit.
Nafsu makan bagaimana? Wah…belum tahu.
Tetapi kalau di rumah sakit ini, saya makan banyak dan selalu habis.
Wong…makanannya bubur dan lauk pauk serta buah-buahan lainnya. Kalau bubur tak
perlu repot menguyah, langsung telan bisa.
Suhu panas masih terasa. Beruntunglah pagi
hari terakhir, suhu normal kembali. Rasa panas dan menggigil sudah tidak ada.
Namun, mengapa saya belum diizinkan pulang?
Ternyata trombosit saya harus mmenuhi
standar. Kalau kena Demam Berdarah (DB) kadar trombosit inilah yang selalu
dipantau. Saya mengecek di kertas hasil cek darah hari pertama, saat masuk,
trombosit saya hanya 115 ribu. Kadar normalnya adalah 150 rb ke atas.
Ada 2 zat lagi yang sering muncul dalam
kertas hasil cek darah di laboratorium rumah sakit setiap hari yakni kadar
hemoglobin dan leukosit. Ini bagian dari darah. Saya tidak mengalami masalah
dengan kedua zat ini sehingga saya mengabaikannya. Saya fokus pada perkembangan
kadar trombosit saya.
Seorang pasien di sebelah saya mengatakan,
kalau kena DB, trombosit biasanya turun lalu naik dan normal kembali. Mungkin
virus DB itu menyerang trombosit ini.
Hari kedua, trombosit saya turun jadi 100
ribu. Wah payah ini kalau turun terus kapan naiknya. Hari ketiga kadar
trombosit saya mulai naik. Naiknya tidak banyak hanya 4 saja sehingga trombosit
saya pada hari ketiga menjadi 104 ribu.
Mukjizat besar terjadi pada hari keempat.
Pada hari ini, kadar trombosit saya naik menjadi 143 ribu. Woao…naiknya luar
biasa. Saya tidak tahu angka dari mana ini. Saya hanya mengonsumsi makanan yang
disediakan rumah sakit.
Saya menghubungi teman saya yang mengambil
jurusan kesehatan, minta pendapat, bagaimana cara mempercepat kadar trombosit.
Beberapa dari mereka menjawab sama, minum jus jambu. Saya langsung menyuruh
teman saya untuk membeli jus itu. Malam hari kelima saya menghabiskan segelas
jus itu.
Hari kelima, ketika dicek darah saya,
kadar trombositnya naik menjadi 175 ribu. Ini sudah melebihi batas minimal.
Saya pun berharap bisa langsung pulang. Dokter menelepon bahwa saya bisa pulang
hari ini juga.
Wah penantian panjang menunggu trombosit
akhirnya berakhir sudah. Masa penantian inilah yang lumayan lama. Kalau saja
trombosit saya tidak terlalu turun pasti saya tidak terlalu lama tinggal di
rumah saikit ini.
Tetapi saya senang dengan keadaan ini.
Teman pasien di sebelah saya, masuk sama-sama dengan saya, masih berbaring
ketika saya pulang. Trombositnya masih turun ketika trombosit saya sudah naik.
Kasihan dia…teman semoga kau cepat sembuh ya…
CPR, 19/5/2012
Gordi Afri
*Dimuat di blog kompasiana pada 21/5/12
Post a Comment