Hari Bersejarah (2)
foto oleh kaupffup2013 |
Seperti postingan saya sebelumnya di
blogspot menyinggung soal sejarah. Kali ini juga akan saya singgung hari
bersejarah lainnya. Konteksnya masih sama yakni menjelang akhir masa kuliah di
STF Driyarkara. Saya langsung saja menyebut tanggalnya yakni 25 Mei 2012 (hari
Jumat).
Pada hari ini saya kembali diuji oleh
3 dosen dalam ujian penentu. Ujian itu setara dengan skripsi yang juga diuji
oleh lebih dari satu dosen. Memang ada perbedaan bobotnya. Ujian skripsi
berbobot 6 SKS (Satuan Kredit Semester) sedangkan ujian yang ini hanya 3 SKS.
Ujian ini dikenal dengan sebutan
Ujian Komprehensif. Komprehensif berarti secara keseluruhan. Ujian ini mencakup
bahan kuliah dari semester 1 sampai 8. Bukan berarti semua mata kuliah. Lebih
kurang ada 9 mata kuliah. Bahan-bahannya diringkas dalam 36 tesis.
Tesis di sini jangan dicampuradukkan
dengan tesis sebagai tugas akhir mahasiswa S2 atau master. Tesis merupakan
sebuah pernyataan yang mesti dijelaskan penjabarannya. Dalam ilmu filsafat
dikenal istilah tesis-antitesis-sintesis. Nah, sintesis itulah yang merupakan
pernyataan yang sudah dijelaskan penjabarannya secara detail. Tesis merupakan
sebuah pernyataan yang masih perlu dijelaskan isinya.
Tesis-tesis inilah yang akan diuji
saat ujian komprehensif. Mahasiswa akan menjawab 3 tesis yang dipilih secara
acak oleh 3 dosen penguji. Seorang dosen akan bertanya setelah mahasiswa
menjelaskan tesis yang dipilih. Dalam kesempatan inilah dosen akan menguji
kemampuan berpikir mahasiswa. Biasanya mahasiswa berpikir logis setelah
mengikuti kuliah 4 tahun. Untuk mengujinya, salah satunya, dengan ujian ini.
Tiap dosen menggunakan metode ini. Jadi, seorang mahasiswa itu betul-betul
diuji kemampuannya dalam menjelaskan sesuatu.
Ujian ini biasanya menuntut
keseriusan dalam mempersiapkan bahan. Juga kesiapan mental. Ada beberapa teman
yang karena rasa gugup menguasainya, dia tidak bisa menjawab satu kata pun
dalam ujian. Sadis bukan? Maka, persiapkanlah mental dengan baik. Beberapa
teman lagi gagal karena belum mampu menjelaskan dengan baik dan detail tesis
yang diuji.
Peristiwa ini menjadi sejarah dalam
hidup saya. Dengan persiapan yang belum terlalu matang, saya memberanikan diri
menghadap ketiga dosen penguji. Saya baru saja keluar dari rumah sakit sehingga
persiapannya juga agak kurang. Tiap hari hanya ada waktu sekitar 1-2 jam untuk
persiapan tesis. Selebihnya saya istirahat karena masih lemas.
Tetapi saya berterima kasih kepada
pihak sekretariat kampus karena memberi saya waktu belajar secukupnya. Jadwal
ujian saya ditunda dari jadwal semula yakni Senin, 21/5/2012. Penundaan ini
karena kondisi kesehatan saya tidak memungkinkan untuk ujian hari itu. Hari
Kamis minggu sebelumnya saya baru keluar dari rumah sakit.
Saya tetap berusaha mempersiapkan
diri dengan baik juga disesuaikan dengan trik-trik menghadapi dosen penguji.
Tesis-tesis diuraikan dengan bahasa sendiri. Trik menghadapi dosen penguji juga
sudah disiapkan. Betapa kagetnya saya ketika semua ini sia-sia. Dosen penguji
diganti pada hari ujian. Untungnya pagi hari saya ke kampus melihat ulang
jadwal. Terkejut sekaligus kecewa karena dua dosen diganti. Mulai saat itu saya
meyakinkan diri saya bahwa ujian ini tidak tergantung pada dosen penguji tetapi
tergantung pada persiapan diri. Usaha meyakinkan diri ini berhasil. Saya tidak
gugup berhadapan dengan dua dosen yang diganti. Saya bersyukur karena saya bisa
menjelaskan tesis yang diuji dengan baik.
Inilah bagian dari sejarah hidup
saya. Sejarah ini menjadi tonggak bagi saya untuk melangkah ke dunia
selanjutnya yang sama sekali lain. Dunia yang tidak lagi antara menjelaskan dan
mendengar. Tetapi, dunia yang kadang-kadang membutuhkan pertanggungjawaban yang
rasional dan logis. Dunia yang hanya bekerja saja tanpa berdiskusi. Terima
kasih untuk Sang Empunya yang membolehkan saya mengalami masa sejarah ini.
CPR 3/6/2012
Gordi Afri
*Dimuat di blog kompasiana pada 3/6/12
Post a Comment