foto oleh Cyprus University of Technology Library |
Beruntung sekali saya sering bertemu orang
yang disiplin seperti ini. Tiap kali dipanggil selalu menepati janjinya. Soal
waktu (jam) memang tidak selalu tepat. Kondisi lalu lintas Jakarta tidak
memungkinkan hal itu. Tetapi soal harinya, dia selalu tepat.
Mula-mula saya menyiapkan strategi jitu.
Menghubunginya pada malam hari atau pagi-pagi buta. Tujuannya jelas, dia sudah
siap dengan peralatannya. Dia mencatat jadwal itu dalam agendanya. Seperti
seorang mahasiswa yang mempunyai jadwal yang jelas. Dia perlu persiapan
jauh-jauh hari sebelumnya. Minimal dia menyiapkan satu mata kuliah pada malam
harinya.
Dia adalah sosok yang membantu kami setiap
bulan. Dia mengecek mesin fotokopi kami setiap bulan. Kadang-kadang ada
kerusakan besar. Biasanya saya memberitahu jenis kerusakan dengan harapan dia
akan tahu alat-alat mana saja yang mesti disiapkan untuk memperbaikinya.
Kadang-kadang dia harus datang dua kali dalam sehari gara-gara ketidakcocokan
alat.
Tetapi, dia selalu semangat untuk datang.
Suatu kali, dia terkena hujan ketika pulangnya. Dia merapikan tasnya,
membungkusnya, lalu mengenakan pakaian hujannya. Sepatunya diganti dengan
sepatu anti hujan. Lalu, barang berharga seperti dokumen kantor dan kendaraan
serta kartu identitas diselipkan di jok motor.
Saya terkesan dengan sikapnya. Selalu
semangat dan mau berbagi. Tiap kali datang dia memberi tips kecil. Kalau mesin
macet dia menunjukkan cara mengatasinya. Ini tentu saja untuk kerusakan kecil
yang biasanya tidak memerlukan teknisi. Pelan-pelan dia memberitahukan juga
beberapa tombol lain yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah.
Belum pernah dia menolak untuk datang
kalau dipanggil. Entah ada kerusakan besar atau kecil, dia selalu datang.
Bahkan tidak ada kerusakan pun dia datang. Prinsipnya, dia mengunjungi
pelanggan minimal sekali sebulan. Jadi, lama-lama karena sering bertemu, kami
saling kenal. Perkenalan antar-pribadi menurut ahli psikologi membuat orang
saling terbuka.
Pendapat ini ada benarnya juga. Saya
sering bertanya tentang keluarganya. Kadang-kadang dia yang bertanya duluan. Mulai
dari perkenalan hal kecil seperti identitas, asal, kuliah, berapa lama di
Jakarta, dan sebagainya. Saya pun tergoda untuk mengenalnya, tempat tinggal,
berepa lama bekerja, bagaimana dengan pekerjaan hari ini, dari sini akan kemana
lagi.
Ya, senmuanya berawal dari ketepatan dalam
bekerja. Tepat waktu memang dituntut untuk siapa saja dan di mana saja.
Kemacetan lalu lintas tidak menyurutkan orang untuk berjuang menepati janjinya. Bravo….Mas…terima
kasih atas jasamu.***
Salam
Gordi Afri,
CPR, 14/3/2012.
*Dimuat di blog kompasiana pada 15/3/12
Post a Comment