foto ilustrasi oleh Ibnu Sofyan Al-Kumango |
Slogan ini dikenal luas
oleh seluruh rakyat. Kiranya, tak ada yang mengelak jika slogan ini mempunyai
pesan yang khas. Pemimpin mestI mengenal rakyatnya. Mengenal berarti mencintai
rakyatnya. Cinta itu nyata dalam memperbaiki hidup rakyat. Bukan janji-janji.
Rakyat negeri ini tak
pernah absen dari janji-janji yang digetolkan calon pemimpin. Namun, kenyataan
masih jauh dari janji. Tak pelak jika beribu janji ini menjadi mimpi di negeri
ini. Ya mimpi itulah yang sebenarnya digemborkan calon pemimpin kita. Jangan
harap mimpi itu menjadi nyata. Mimpi itu akan menjadi refren lima tahunan.
Mimpi yang menggema kuat ketika pesta demokrasi.
Tibo
lebih terkenal daripada para presiden
Pada
Sabtu,3/12/2011 kemarin, saya bertemu dengan anak-anak yang kami dampingi. Saya
bersama beberapa teman mendampingi mereka dalam hal belajar. Sedikit yang kami
bantu, namun dari yang sedikit ini akan menjadi berarti. Kebetulan hari ini
kami mempelajari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Seorang teman
pendamping membacakan soal yang ada dalam buku pelajaran. Soalnya tentu tidak
asing bagi seorang anak SD kelas V. Namun, alangkah terkejutnya saya ketika
mendengar jawabannya. Soalnya demikian, siapa nama Presiden Indonesia sekarang.
Soal ini masih berhubungan dengan soal sebelumnya, tentang nama-nama presiden
Republik Indonesia sejak Soekarno.
Anak itu
menggaruk-garuk kepalanya pertanda tidak bisa menjawab. Lalu, dia menoleh ke
temannya dan berbisik, “Kok Titus Bonai ya yang muncul di pikiran saya.” Saya
tertawa kemudian memandanginya. Ada rasa kecewa. Anak SD masih belum tahu nama
presiden kita. Nama para pemain sepak bola malah dihafal. Saya bertanya
padanya, apakah kamu kenal nama pemain lainnya? Dengan lantang dia menyebut
Patrick Wanggai, Okto Maniani. Ketiganya adalah pemain sepak bola asal Papua,
daerah yang diobrak-abrik para petambang. Memang tidak bisa dipungkiri kalau
nama mereka begitu tenar. Sekarang masih bergema suasana pesta Seagames. Jangan heran kalau nama-nama itu yang masih kuat dalam benak
anak-anak.
Tibo dkk memang dikenal
karena kepiawaiannya dalam sepak bola. Sepak bola bagi rakyat kecil adalah
sebuah tontonan yang indah dan menghibur. Negeri ini
adalah negeri gila bola. Di mana-mana
selalu ada pendukung klub tertentu. Tak jarang aksi mereka membahayakan, bahkan
sama sekali tidak manusiawi, hingga menelan korban. Meninggalnya dua penonton
di senayan adalah potret begitu tidak manusiawinya para pendukung sepak bola di
negeri ini. Bukankah semua yang indah itu berujung pada menjunjung tinggi
martabat manusia? Sekali lagi sepak bola adalah tontonan yang menghibur. Di
tengah kepenatan rakyat akan situasi negeri ini, permainan tim nasional kita
menjadi tontonan yang menghibur.
Bagaimana
dengan pemimpin kita?
Boleh jadi
pemimpin kita belum piawai memainkan perannya di negeri ini. Karena belum
piawai, mereka belum dikenal di kalangan masyarakat. Jangan-jangan
presiden kita juga belum berbuat sesuatu yang membuat masyarakat merasa bangga.
Lihat juga para pemimpin kita yang lain, anggota DPR, para menteri, para
gubernur, para walikota dan bupati, dan pemimpjn lainnya. Apa yang mereka
lakukan? Tibo dkk sudah mendahului kiprah pemimpin di negeri ini. Mereka lebih
dulu dikenal di mata masyarakat ketimbang para pemimpin. Masyarakat melihat sesuatu yang menyentuh hidup mereka, bukan
janji yang membuat mereka terus bermimpi.
Masyarakat kita beragam,
petani, nelayan, pengusaha, dan sebagainya. Budaya kita juga amat kaya. Namun,
siapa peduli dengan semua ini? Sekali lagi pemimpin kita boleh dibilang belum
menyentuh kehidupan rakyat. Pemimpin kita diam ketika para nelayan ditangkap
polisi Malaysia, pemimpin kita diam ketika TKI kita dihukum mati di negeri
asing. Pemimpin kita tidak seperti Tibo dkk yang berjuang hingga akhir demi
mengharumkan nama bangsa. Pemimpin kita mencari
aman dengan mengimpor beras ketimbang mengangkat citra petani dan membantu
mereka meghasilkan beras. Pemimpin kita diam ketika produk negeri tetangga
membanjiri pasar lokal. Rakyat berjuang sendiri. Wahai pemimpin, masihkah
kalian bermimpi??
Rakyat
Menunggu
Rakyat
Indonesia menunggu realisasi dari mimpi kalian. Berbuatlah sesuatu supaya
rakyat mengenal kalian dari kerjanya dan bukan dari janjinya. Hanya segelintir
pemimpin di negeri ini yang mjengenal rakyatnya. Rakyatnya pun mengenal
pemimpin ini. Rakyat kota Solo pasti mengenal Pak Walikota, Joko Widodo, dan
jajarannya. Pak Walikota melestarikan budaya sehingga kota Solo tetap menjadi
kota budaya. Pak Walikota juga menyediakan sarana transportasi yang aman bagi
rakyatnya meskipun mungkin belum memuaskan semua. Nama mereka selalu dikenang
di mata rakyat kecil. Begitu juga dengan Dahlan Iskan, mantan Direktur Utama
PLN, dan sekarang menjadi Mentri BUMN. Rakyat
kecil tersentuh dengan programnnya misalnya pemadaman listrik mendadak makin
berkurang. Juga, pembaruan meteran listrik. Sesuatu yang sederhana namun
menjadi luar biasa karena menyentuh kehidupan rakyat.
Rakyat kecil menunggu
kiprah para pemimpin. Pemimpin yang baik memang mesti mengenal rakyatnya.Tibo
dkk boleh jadi mengenal rakyat Indonesia sebagai masyarakat pecinta sepak
bola. Maka, mereka berbuat sesuatu melalui permainan yang menarik ditonton.
Inilah hiburan di tengah suasana kepenatan masyarakat. Selalu ada kesempatan
bagi pemimpin untuk berbuat sesuatu sehingga dicintai rakyatnya. Tibo dkk hanya
sekali saja, dalam seagames, namun langsung
dicintai rakyat di negeri ini. Semoga pemimpin mendengar jeritan rakyat dan
langsung menanggapinya sehingga nama mereka akan dikenang selamanya.
CPR,
6/12/2011
Gordi Afri
*Dimuat di blog kompasiana pada 6/12/11
Post a Comment