Padre Corda SX |
Setiap hari saya mendengar berita.
Dalam negeri dan luar negeri. Ketika pagi hari mengecek email, saya sudah bisa
menengok berita, dalam negeri, Italia dan luar negeri Indonesia. Dalam bahasa
Indonesia, Inggris, dan Italia. Kadang-kadang dalam bahasa Prancis, Spanyol,
dan Portugis versi Brasil. Namun, untuk menyimak lebih dalam, saya lebih
cenderung menengok dalam tiga bahasa pertama. Tiga bahasa lainnya hanya sepintas
lalu. Toh, saya tidak memahami bahasa-bahasa tersebut. Tetapi, maklum tinggal
bersama-sama, jadilah saya juga ikut melihat berita tersebut.
Email gmail, ymail, dan yahoo saya
sudah cukup untuk membawa informasi. Dari ketiganya juga, saya bisa berhubungan
dengan dunia lainnya, sebab ketiganya saya hubungkan dengan koran dan majalah
internasional seperti Vatican.va, BBC, the Guardian, UCANews, kompas.com, dan
sebagainya. Sudah banyak berita yang saya terima dari media-media ini.
Berita-berita itu datang dari dalam negeri maupun luar negeri. Berita yang
menyenangkan, menyedihkan, membakar semangat, memunculkan rasa haru, dan
sebagainya. Berita-berita itu meninggalkan kesan dan pesan tersendiri buat
saya.
Berita hari ini, Jumat, 30 Januari 2015
justru berita yang mengejutkan. Saya terkejut membacanya. Langsung seketika
juga ikut berduka, sedih sekali. Padahal, sebelumnya, saya senang sekali. Saya baru saja menyelesaikan ujian lisan di kampus dan
hasilnya bagus. Pulang ke rumah dengan perasaan senang dan bangga. Saya lalu
mengecek facebook. Dari situlah saya mendapatkan berita mengejutkan ini. Padre
Corda, SX meninggal dunia.
Berita meninggalnya padre ini ditulis
dengan beragam status teman-teman di facebook. Saya menyimak beberapa di
antaranya. Banyak kesan, ingatan, kenangan, perasaan terharu, ada di sana. Ada
juga yang mengupload foto-foto tentangnya, tentang kebersamaan dengannya,
tentang bekerja dengannya, tentang perjalanan dengannya. Begitu panjang jika
didaftarkan. Intinya berita-berita tersebut muncul sebagai tanggapan atas
berita yang mengejutkan tadi.
Berita meninggalnya padre Italia ini
seperti berita meninggalnya kakak kandung saya pada bulan Oktober tahun 2008
yang lalu. Rasa sedih saya
bertambah besar waktu itu. Dan, saat ini juga rasa itu muncul lagi. Sekali
lagi, saya sedih sekali mendengar berita itu. Berita yang mengejutkan sekaligus
menyedihkan. Saya membagikan rasa sedih saya ini dengan teman-teman mantan
murid-murid Padre Corda di kota Parma ini. Kami sama-sama sedih mendengar
berita ini.
Berita sedih ini menjadi bertambah
karena di Parma ini, tadi malam, meninggal seorang padre lainnya, Padre
Battista Mondin, SX. Filsuf dan Teolog ternama di Italia. Dia menjadi satu di
antara sekian ahli filsafat Santo Thomas Aquinas di Italia. Penelitian dan
karya-karyanya menjadi rujukan banyak pakar filsafat dan teologi di seluruh
dunia. Tentangya juga saya mempunyai kenangan. Memang, beberapa kali saya
bersapa dengannya setelah dia pindah ke kota Parma pada 2013 yang lalu. Selain,
itu saya mengenalnya sejak di Jakarta, melalui bukunya tentang Filsafat Abad
Pertengahan dan Filsafat Manusia. Salamat jalan untuk kedua padre saveriani
ini.
Mereka
meninggalkan banyak kenangan untuk kami.
Hanya
kenangan itulah yang kami ingat.
Kenangan
itu ditulis dalam ingatan kami.
Kami
mengingatkan kembali kebersamaan dengan mereka.
Itulah mereka yang mendahului kami.
Selamat jalan ya padre.
Prm, 7/2/15
Gordi
Post a Comment