Halloween party ideas 2015

gambar dari postingan di kompasiana
Pelajaran Geografi itu penting. Tak sia-sia jika diajarkan di SMP dan SMA. Pelajaran itu akan dibawa terus sepanjang hidup. Hingga masa tua pun, pelajaran itu tetap berharga. Itulah sebabnya pelajaran Geografi menjadi salah satu mata pelajaran yang penting. Mata pelajaran yang kiranya sengaja diperkenalkan sejak SMP. 

Pelajaran Geografi tidak seperti pelajaran lainnya seperti Matematika dan Fisika yang kesannya masuk kategori rumit. Pelajaran Geografi masuk kategori ringan. Meski demikian, pelajaran Geografi berkaitan erat dengan Matematika dan Fisika. Salah satu kaitannya adalah masalah gempa bumi. Cabang ini dipelajari dalam Geografi SMP kalau tidak diubah pada kurikulum yang sekarang. Pertanyaan yang muncul adalah di mana letak gempa. Berapa kekuatan gempa. Sebera jauh getaran gempa.

Untuk pertanyaan seperti ini, Geografi membutuhkan jawaban Matematika dan Fisika. Maka, Geografi memang tidak lepas dari Matematika dan Fisika. Meski, kesannya bukan pelajaran rumit, sebaiknya Geografi jangan dianggap enteng. Geografi sebagai salah satu cabang ilmu tetap relevan dan harus dipelajari dengan baik. Mempelajari Geografi seperti mempelajari kerangka besar dari sebuah benda. Geografi akan menyusuri keliling benda itu hingga mempunyai bentuk geografis. Dengan demikian, mempelajari Geografi Indonesia berarti mempelajari kerangka besar tentang Indonesia. Kerangka tentang kepulauan Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Tahun 2012 yang lalu, saya mengunjungi teman saya yang tinggal di Kepulauan Mentawai. Mentawai masuk provinsi Sumatera Barat. Mentawai dengan beberapa pulau besar dan kecilnya masuk dalam satu kabupaten. Kabupaten Kepulauan Mentawai. Mereka yang mempelajari Geografi akan dengan mudah mengetahui letak dan posisi kepulauan ini. Mudahnya seperti mereka yang dengan cepat menunjukkan posisinya pada peta negara Republik Indonesia. Tapi kalau tidak memahami dengan baik Geografi, akan sulit mencarinya di peta Indonesia. Saya terbantu dengan pelajaran Geografi sejak SMP untuk menemukan letak kepulauan ini. Logikanya, masuk dari wilayah Sumatera Barat. Temukan kota Padang dan sekitarnya. Lalu, masuk ke kepulauannya. Ada Nias dan Kepulauan Mentawai. Di situlah kerumitannya diperkecil. Pada akhirnya, dengan mudah menemukan Kepulauan ini.

Saya berkunjung ke dua dari tiga pulau besarnya. Dengan kapal laut selama 6 jam dari Padang, kami mendarat di Pulau Siberut. Tinggal di sana selama 2 hari. Lalu, dengan kapal lagi, kami ke Pulau Sikabaluan. Di sana tinggal 3 hari, lalu kembali ke Siberut. Satu lagi pulau yang tidak kami kunjungi yakni Pulau Sipora. Ada pulau-pulau kecil lainnya yang tentu tidak saya hafal namanya. Bahkan, masyarakat setempat pun enggan menyebutkan semuanya. Bagi mereka, yang utama adalah ketiga pulau besar ini. Mereka bisa berkeliling ke tiga pulau ini dengan kapal pemerintah.

Di Sikabaluan, saya berincang-bincang dengan anak-anak SMP dan SMA yang tinggal di asrama. Demikian juga dengan anak-anak di Siberut. Sebagai orang ‘asing’ pertanyaan yang muncul pertama adalah, Anda dari mana. Lalu, mengapa Anda ada di sini. Saya menggoda mereka dengan pertanyaan di mana letak NTT? Sebagian besar dari mereka tidak bisa menjawabnya. Berarti, pengetahuan mereka tentang Geografi masih kurang bahkan boleh dibilang minim. Pertanyaan yang sulit ini rupanya bisa dijawab oleh seorang anak SMP. Anak ini rupanya berasal dari keluarga perantau dari luar Mentawai. Merantau rupanya bisa membantu siswa mempelajari Geografi.
Kesulitan mempelajari Geografi seperti ini bukan saja masalah anak-anak SMP dan SMA di Kepulauan Mentawai. Kiranya ini merupakan kesulitan anak-anak di seluruh Indonesia. Indonesia memang-secara Geografi-amat rumit dipelajari. Apalagi dari segi budaya, bahasa, dan sosial-politik. Namun, apa pun tantangannya, orang Indonesia mesti tahu konteks geografis bangsanya sendiri. Dan, ini harus diketahui sejak SMP, saat Geografi diperkenalkan. Malah lebih bagus jika jauh sebelumnya yakni sejak SD.

Anak-anak di Mentawai rupanya tidak jauh berbeda dengan anak-anak SMA di Makasar. Akhir Mei tahun 2012, saya berpetualang ke Makasar. Saya mampir ke tempat teman yang mengajar di salah satu SMA di Makasar. Di situ, saya bertemu anak-anak SMA. Kami berbagi cerita. Saya membagikan pengalaman saya selama tinggal di Jogja dan Jakarta. Lalu, saya menceritakan pengalaman berkunjung ke Padang dan Mentawai. Reaksi mereka sebelum saya melanjutkan cerita adalah bertanya, di mana letak Kepulauan Mentawai?

Rupanya, pertanyaan Geografi seperti ini ada di mana-mana. Bertanya berarti ingin mencari jawaban. Dan, anak-anak ini sedang mencari jawaban. Jawaban yang sebenarnya sudah mereka temukan dalam buku pelajaran Geografi SMP dan SMA. Namun, mereka masih dalam pencarian juga.

Mempelajari Geografi rupanya rumit terutama Geografi Indonesia. Namun, Geografi Indonesia yang sulit itu rupanya memudahkan orang Indonesia mempelajari peta Geografi dunia. Kesulitan ini memang bukan saja dialami anak-anak Mentawai dan Makasar. Boleh jadi juga menjadi kesulitan anak-anak remaja di seluruh dunia. Anak-anak zaman sekarang memang dengan mudah mencari ilmu di internet. Dengan komputer, laptop, bahkan dengan telepon gengam, mereka dalam sekejab mencari jawaban di google. Namun, Geografi sendiri mesti dipelajari jauh-jauh hari, sejak mereka belum menggunakan telepon genggam, belum menggunakan komputer berjaring internet.

Liburan bulan Juni dan Juli tahun 2014 yang lalu, saya habiskan di beberapa kota kecil di bagian Selatan Italia. Di sana, saya juga bertemu banyak orang muda dan kaum remaja. Kami berbincang-bincang karena baru bertemu pertama kali. Dari perbincangan inilah, saya juga berhadapan dengan pertanyaan Geografi.

Dari mana asal Anda? Dari Indonesia. Indonesia di mana yahhh? Di Afrika, Amerika Latin atau Asia. Sulit menebak. Bahkan, ada yang menebak di Afrika. Ini salah besar. Ada juga yang menebak dari Amerika Latin karena kulit saya yang cokelat ini mirip dengan kulit orang Amerika Latin. Saya coba membantu mereka dengan mengarah pada jawaban yang benar. Filipina di mana yah?? Dengan mudah mereka jawab di Asia. Indonesia dekat dengan Filipina juga dekat dengan Australia. Kalau Australia mereka tahu. Maklum, sebagian besar dari mereka sudah bepergian ke luar negeri termasuk Australia. Di sana rupanya banyak orang Italia.

Baik anak-anak Italia maupun anak-anak Indonesia rupanya tidak mudah mempelajari Geografi. Bisa dimaklumi untuk anak-anak Italia. Sebagian dari mereka, tidak mempelajari Geografi di sekolah secara rinci seperti Geografi yang masuk dalam kurikulum di Indonesia. Meski demikian, anak-anak Italia biasanya mencari sendiri pelajaran ini. Ada yang mempelajarinya karena keluarga mereka sering berlibur ke luar negeri. Mau tak mau, mereka juga dibiasakan untuk belajar Geografi. Paling tidak letak negara dan tempat-tempat yang mereka kunjungi.

Anak-anak Indonesia juga semestinya lebih hebat dari anak-anak Italia. Mereka punya kesempatan khusus untuk mempelajarinya di sekolah. Terbantu lagi jika mereka juga diberi kesempatan untuk belajar di luar kota dan pulaunya sendiri. Mahasiswa dari Mentawai yang belajar di Malang, misalnya, mempunyai pengetahuan Geografi yang jauh lebih bagus dari mereka yang belajar di Padang. Di Padang boleh jadi mereka hanya mengenal teman-teman sesama Sumatera Barat atau sesama Sumatera. Sementara di Malang, bertemu dengan teman-teman dari seluruh nusantara. Ya, mudahkan belajar Geografi?

Geografi tidaklah sesulit yang dibayangkan. Bisa jauh lebih mudah. Salah satu kuncinya ya, belajar dengan baik sejak SMP dan SMA. Saat itulah pelajaran Geografi menjadi darah daging dalam diri siswa. Geografi bukanlah ilmu yang sekali dipelajari lalu selesai. Geografi adalah ilmu yang terus diperbarui. Kalau ada kabupaten atau provinsi baru, Geografi juga turut berkembang. Geografi amat penting untuk Indonesia dengan kepulauannya yang luas dan besar, dan juga dengan masalah alamnya yang rumit. Geogologi yang bisa mempelajari perkiraan gempa rupanya juga masuk cabang Geografi. Tak mungkin belajar Geologi tanpa tahu Geografi. Jadi, mari kita belajar Geografi dengan baik.

Salam cinta Geografi.

PRM, 2/3/2015
Gordi


Post a Comment

Powered by Blogger.