Halloween party ideas 2015

HARI BERKABUNG

CIUM SALIB, foto oi62.tinypic.com
Salah satu hari khas dalam tri-hari suci dalam Gereja Katolik adalah hari berkabung. Hari ini jatuh pada hari Jumat. Biasa dimena dengan seduta hari Jumat Agung. Meski agung, hari ini sebenarnya adalah hari berkabung. Berkabung karena sedih. Sedih yang amat dalam. Siapa yang tidak sedih jika ada yang meninggal? Dan hari ini, dalam Gereja Katolik, diperingati sebagai hari wafatnya Yesus. Konon, dari kitab suci, diketahui waktunya kira-kira pada sore hari, jam tiga. 

Hari berkabung ini tentu didahului dengan penderitaan. Seperti orang sakit pada umumnya, menderita dulu baru pada akhirnya meninggal. Yesus mengalami seperti ini. dari tadi pagi, Dia menderita. Dalam Gereja Katolik, pagi hari biasanya dikenangkan peristiwa JALAN SALIB. Peristiwa Yesus memikul salib sebagai hukuman. Hukuman dari raja Pontius Pilatus karena Yesus menyamakan dirinya dengan Allah, Tuhan yang diyakini bangsa Yahudi waktu itu. Mereka belum mengerti jika Yesus memang adalah Tuhan. Tuhan yang datang dan hidup bersama manusia, tepatnya demikian. Setelah diinterogasi panjang lebar, Yesus akhirnya dijatuhi hukuman ini. Dia memikul salib itu hingga ke Golgota, gunung Tengkorak. Hanya sekali dibantu yakni oleh Yusuf dari Arimatea. Tiga kali jatuh. Salib itu memang berat. Beratnya sampai membuat Dia mati. Dia memang mati setelah dipaku di salib yang Ia pikul. Betapa beratnya siksaan ini. sudah pikul, lalu dipaku juga di situ.

Peristiwa JALAN SALIB ini dikenangkan dengan berbagai cara. Ada yang dengan mendengar kisahnya yang juga ditulis dalam buku Jalan Salib dengan berbagai versinya. Ada juga yang memvisualisasikannya dengan drama. Ini biasanya yang dibuat di beberapa paroki di Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Labuan Bajo, Ruteng,  Ende, bahkan mungkin Mentawai, Sumatera Barat. Di beberapa kota di Italia juga dibuat dengan demikian. Kami di Parma, tidak membuatnya. Itulah sebabnya, hari ini saya dan teman saya berangkat ke Santa Cristina, di jantung kota Parma. Di gereja yang hening itu, kami merenungkan kembali peristiwa jalan salib ini. kami membaca teks menarik yang mengisahkan peristiwa ini. Di gereja yang penuh corak seni dan dibangun pada abad 16 itu, kami menghabiskan sekitar 1,5 jam. Renungan yang dibuat membantu kami menghayati hari ini sebagai hari berkabung. Saya merasakan betapa berat penderitaan Yesus saat itu. Dan, hati saya lebih tersentuh lagi, betapa orang-orang zaman ini juga masih ada yang menderita seperti Yesus. Saya ingat 147 mahasiswa Kristiani yang dibunuh di sebuah universitas di Kenya oleh sekelompok muslim dari Mali. Saya tidak membenci muslim tetapi saya membenci kelompok pembunuh ini. Mereka boleh jadi seperti kelompok penguasa, Pilatus, yang menjatuhkan tuduhan tanpa alasan. Dan, lebih dari Pilatus, kelompok pembunuh ini lebih kejam. Membunuh tanpa tanya intero gasi.

Saya menghabiskan hari ini dengan merenungkan PERISTIWA PERKABUNGAN ini. Sungguh hari ini hari berkabung. Saya tidak makan malam. Maklum, dalam Gereja Katolik, hari ini memang dikhususkan untuk berpantang dan berpuasa. Makan malam tidak ada. Tidak boleh juga makan daging. Tidak ada perayaan ekaristi untuk menghormati Yesus yang wafat. Di berbagai belahan dunia, peristiwa inilah yang dikenangkan hari ini. di Roma, Paus Fransiskus ikut serta dan memimpin perayaan JALAN SALIB di Koloseo yang terkenal itu. Di sana, pada malam hari. Kami di Parma membuatnya pada sore hari. Malam harinya, kami membuat perayaan PENGHORMATAN pada Salib Yesus. Istilah ini di Indonesia dimena juga sebagai CIUM SALIB. Dalam bahasa Italia dimena istilah LA PASSIONE. Dalam la passione ini, umat diberi kesempatan untuk menghormati Salib Yesus yakni dengan menciumnya.

Terima kasih Yesus untuk pengalaman hari ini
Kau menderita di kayu salib
Kuatkanlah kami yang menderita
Mampukanlah kami belajar dari-Mu untuk memahami penderitaan kami.

Parma, 3 April 2015
Gordi

Post a Comment

Powered by Blogger.