FOTO, kompasiana.com |
Kehebatan
itu adalah kemampuan menulis. Dengan kemampuan itu, kompasianer dapat
menciptakan karya yang bagus. Karya yang bagus bisa masuk kategori HL, atau
Highlight, atau TA, atau Feature. Istilah ini kiranya sudah terkenal di kalangan
kompasianer. Dan, sudah banyak kompasianer yang mampu membuat tulisan
berkategori di atas. Yang belum tentu saja tunggu saatnya. Tidak perlu merasa
kecewa jika tidak masuk. Karena, dalam kompasiana ini sebenarnya tidak ada kata
TIDAK. Yang ada hanya BELUM. Jadi, yang belum dapat tunggu saja saatnya datang.
Para pengelola akan memilih karya-karya terbaik dari kompasianer sekalian.
Kesempatan untuk dapat penghargaan itu memang terbuka bagi semua kompasianer.
Tentu dengan kriteria yang tertera dalam peraturan kompasiana ini. Kalau karya
kompasianer memang tidak masuk kategori ya tentu belum bisa masuk kolom khusus
di atas.
Sebagai
kompasianer, saya sendiri cenderung untuk tidak memperoleh penghargaan di atas.
Saya punya alasannya. Sebelumnya, saya sudah dapat penghargaan kecil seperti
masuk HL, highlight dan TA. Mungkin kebetulan saja. Tetapi, bisa juga bukan
kebetulan. Kebetulan karena saya tidak menyangka misalnya tulisan saya masuk di
kolom TA. Bukan kebetulan karena memang saya menulis dengan baik dan hasilnya
tulisan itu masuk kolom HL. Atau juga tulisan lain yang masuk kategori
INSPIRATIF, BERMANFAAT, AKTUAL, dan MENARIK.
Tentu
saja hanya beberapa dari tulisan saya. Tidak banyak kalau dihitung. Tetapi dari
yang sedikit itu, saya sendiri merasa bangga. Bangga karena rupanya tulisan
saya dihargai. Bangga karena ternyata saya punya kemampuan untuk menulis dengan
baik. Bangga karena ada yang menilai tulisan saya berinspiratif. Beberapa puisi
saya sering masuk kategori inspiratif ini meski saya sendiri tidak mau menamai
diri saya sebagai penyair (penulis puisi). Saya sendiri cenderung menilai diri
saya sebagai penikmat puisi, pembaca karya puisi, pembaca CERPEN dan CERMIN di
kompasiana. Dari membaca, saya menulis puisi.
Nah,
kalau semua kategori khusus di atas sudah saya dapat, mengapa tidak mau
menerima penghargaan lagi? Saya tentu bangga jika ada penghargaan lagi. Tetapi,
untuk apa? Saya kira tidak ada lagi penghargaan yang lebih bernilai dari yang
sudah saya dapatkan. HL sudah, TA sudah, tinggal saja CENTANG BIRU yang
katanya, hanya penulis yang bersumbangsih saja yang bisa dapat centang biru.
Maksudnya, kompasianer yang tulisannya—katakan saja—bermanfaat untuk
kepentingan bersama. Mohon dikoreksi kalau saya salah ingat. Waktu itu ada
pemberitahuan dari admin tentang ini tetapi sekarang saya sudah lupa. Dan,
memang kompasianer yang ber-CENTANG BIRU menurut saya, tulisannya bagus dan
bermanfaat. Tentu saya juga bisa mendapatkannya. Saya yakin sekali untuk dapat
CENTANG BIRU ini. Tinggal saja menulis dengan baik, atau lebih baik lagi dari
sekarang, dan menulis artikel yang bermanfaat bagi kepentingan bersama, pada
akhirnya pasti saya dapat. Tetapi bagi saya CENTANG BIRU itu tidak terlalu saya
perlukan. Kalau dikasih centang biru ya silakan. Kalau tidak juga silakan. Toh,
saya menulis di kompasiana ini gratis dan tidak bertujuan untuk mencari
penghargaan. Kalau dikasih tentu saja diterima.
Saya
cenderung untuk mengatakan LEBIH BAGUS JIKA SAYA TIDAK MENDAPAT PENGHARGAAN
itu. Alasannya? Saya tahu kompasianer dengan CENTANG BIRU adalah kompasianer
yang bisa dinilai ‘berkelas’ketimbang kompasianer lainnya. Maaf, label ini mau
tak mau saya pakai. Bukan untuk mengatakan kompasianer yang tidak bercentang
biru tidak berkelas. Apa boleh buat dalam pembagian semacam ini, pembedaan
mesti ada. Apalagi sudah jelas. Tetapi tidak perlu menarik kesimpulan bahwa
yang tidak bercentang biru tidak berkelas. Tidak! Bukan itu maksud saya. Tentu
memang mereka belum bercentang biru. Jadi, masih ada kemungkinan untuk
bercentang biru. Seperti saya juga ada kemungkinan untuk dapat itu.
Dengan
centang itu, pandangan kompasianer lain otomatis juga berubah. Yang bercentang
adalah yang tulisannya bagus. Maka, kalau ada tulisannya nanti yang tidak atau
kurang bagus, komentar pun muncul. Kompasianer ini kok tulisannya begini-begini
saja padahal sudah bercentang biru. Penilaian semacam ini kadang subyektif
tetapi apa boleh buat pasti akan muncul.
Saya
cenderung untuk tidak menerima centang itu karena alasan ini juga. Saya bukan
penulis hebat di kompasiana meski ada kemungkinan untuk jadi penulis hebat.
Saya bukan penulis yang rajin menulis di kompasiana meski saya bisa saja
menulis setiap hari. Saya bukan penulis artikel yang berguna bagi sesama—yang
masuk kategori khusus—meski sesekali
saya dapat.
Saya
hanya menulis untuk megisi waktu dan berbagi. Sekali lagi mengisi waktu dan
berbagi. Jadi, dengan dua modal ini, saya bisa menulis dengan bebas tanpa
iming-iming menulis hebat dan bagus atau menulis supaya dapat HL. Saya menulis
BUKAN UNTUK DAPAT PENGHARGAAN dan BUKAN SUPAYA MASUK KATEGORI HL atau TA.
Bukan. Saya menulis untuk berbagi dan mengisi waktu luang saja. Jadi, kalau
masuk HL, TA, atau berguna bagi sesama, itu hanya konsekuensi. Saya menulis dan
ada konsekuensinya. Konsekuensi itu saya dapat baik dari pengelola kompasiana
maupun dari pembaca. Menulis untuk berbagi memang asyik. Saya bisa menulis
kapan saja dan memilih topik apa saja.
Mungkin
RUGI atau saya merasa KASIHAN pada kompasiana jika saya diberi penghargaan
CENTANG BIRU tetapi saya tidak rajin menulis. Kasihan kompasiana jika beri saya
centang biru tetapi saya tidak mampu menghasilkan tulisan yang bermutu dan
bermanfaat. Jika centang itu diberikan, ibaratnya saya seperti menerima gaji
ketiga belas. Dan, saya sendiri merasa gaji ini gratis dan tentunya saya harus
membalasnya dengan gratis. Balas gratis dalam konteks ini di kompasiana adalah
menulis dengan baik, bermutu, dan bermanfaat. SAYA MALU jika sudah dapat
CENTANG BIRU tetapi tidak bisa menghasilkan TULISAN YANG BAIK DAN BERGUNA.
Jadi, biarkan saya tidak menerima centang itu agar saya tetap menulis di sini
dengan baik.
Dengan
tidak menerima centang, saya selalu merasa tulisan saya tidak bagus. Dan dengan
merasa tulisan saya tidak bagus, saya akan terus menerus BERUSAHA untuk membuat
tulisan yang BAGUS dan BERMANFAAT.
Sekadar
sharing pengalaman. Terima kasih untuk pembaca.
PRM,
29/5/15
Gordi
Post a Comment