Halloween party ideas 2015

FOTO, kompasiana.com
Dapat penghargaan di blog kompasiana adalah sebuah kebangaan. Bangga karena merasa dihargai di blog besar dan ramai ini. Tidak semua orang bisa dapat. Hanya sekian dari sekian banyak orang. Dengan kata lain, untuk dapat penghargaan mesti ada kelebihan atau kehebatan tertentu.

Kehebatan itu adalah kemampuan menulis. Dengan kemampuan itu, kompasianer dapat menciptakan karya yang bagus. Karya yang bagus bisa masuk kategori HL, atau Highlight, atau TA, atau Feature. Istilah ini kiranya sudah terkenal di kalangan kompasianer. Dan, sudah banyak kompasianer yang mampu membuat tulisan berkategori di atas. Yang belum tentu saja tunggu saatnya. Tidak perlu merasa kecewa jika tidak masuk. Karena, dalam kompasiana ini sebenarnya tidak ada kata TIDAK. Yang ada hanya BELUM. Jadi, yang belum dapat tunggu saja saatnya datang. Para pengelola akan memilih karya-karya terbaik dari kompasianer sekalian. Kesempatan untuk dapat penghargaan itu memang terbuka bagi semua kompasianer. Tentu dengan kriteria yang tertera dalam peraturan kompasiana ini. Kalau karya kompasianer memang tidak masuk kategori ya tentu belum bisa masuk kolom khusus di atas.

Sebagai kompasianer, saya sendiri cenderung untuk tidak memperoleh penghargaan di atas. Saya punya alasannya. Sebelumnya, saya sudah dapat penghargaan kecil seperti masuk HL, highlight dan TA. Mungkin kebetulan saja. Tetapi, bisa juga bukan kebetulan. Kebetulan karena saya tidak menyangka misalnya tulisan saya masuk di kolom TA. Bukan kebetulan karena memang saya menulis dengan baik dan hasilnya tulisan itu masuk kolom HL. Atau juga tulisan lain yang masuk kategori INSPIRATIF, BERMANFAAT, AKTUAL, dan MENARIK.

Tentu saja hanya beberapa dari tulisan saya. Tidak banyak kalau dihitung. Tetapi dari yang sedikit itu, saya sendiri merasa bangga. Bangga karena rupanya tulisan saya dihargai. Bangga karena ternyata saya punya kemampuan untuk menulis dengan baik. Bangga karena ada yang menilai tulisan saya berinspiratif. Beberapa puisi saya sering masuk kategori inspiratif ini meski saya sendiri tidak mau menamai diri saya sebagai penyair (penulis puisi). Saya sendiri cenderung menilai diri saya sebagai penikmat puisi, pembaca karya puisi, pembaca CERPEN dan CERMIN di kompasiana. Dari membaca, saya menulis puisi.

Nah, kalau semua kategori khusus di atas sudah saya dapat, mengapa tidak mau menerima penghargaan lagi? Saya tentu bangga jika ada penghargaan lagi. Tetapi, untuk apa? Saya kira tidak ada lagi penghargaan yang lebih bernilai dari yang sudah saya dapatkan. HL sudah, TA sudah, tinggal saja CENTANG BIRU yang katanya, hanya penulis yang bersumbangsih saja yang bisa dapat centang biru. Maksudnya, kompasianer yang tulisannya—katakan saja—bermanfaat untuk kepentingan bersama. Mohon dikoreksi kalau saya salah ingat. Waktu itu ada pemberitahuan dari admin tentang ini tetapi sekarang saya sudah lupa. Dan, memang kompasianer yang ber-CENTANG BIRU menurut saya, tulisannya bagus dan bermanfaat. Tentu saya juga bisa mendapatkannya. Saya yakin sekali untuk dapat CENTANG BIRU ini. Tinggal saja menulis dengan baik, atau lebih baik lagi dari sekarang, dan menulis artikel yang bermanfaat bagi kepentingan bersama, pada akhirnya pasti saya dapat. Tetapi bagi saya CENTANG BIRU itu tidak terlalu saya perlukan. Kalau dikasih centang biru ya silakan. Kalau tidak juga silakan. Toh, saya menulis di kompasiana ini gratis dan tidak bertujuan untuk mencari penghargaan. Kalau dikasih tentu saja diterima.

Saya cenderung untuk mengatakan LEBIH BAGUS JIKA SAYA TIDAK MENDAPAT PENGHARGAAN itu. Alasannya? Saya tahu kompasianer dengan CENTANG BIRU adalah kompasianer yang bisa dinilai ‘berkelas’ketimbang kompasianer lainnya. Maaf, label ini mau tak mau saya pakai. Bukan untuk mengatakan kompasianer yang tidak bercentang biru tidak berkelas. Apa boleh buat dalam pembagian semacam ini, pembedaan mesti ada. Apalagi sudah jelas. Tetapi tidak perlu menarik kesimpulan bahwa yang tidak bercentang biru tidak berkelas. Tidak! Bukan itu maksud saya. Tentu memang mereka belum bercentang biru. Jadi, masih ada kemungkinan untuk bercentang biru. Seperti saya juga ada kemungkinan untuk dapat itu.

Dengan centang itu, pandangan kompasianer lain otomatis juga berubah. Yang bercentang adalah yang tulisannya bagus. Maka, kalau ada tulisannya nanti yang tidak atau kurang bagus, komentar pun muncul. Kompasianer ini kok tulisannya begini-begini saja padahal sudah bercentang biru. Penilaian semacam ini kadang subyektif tetapi apa boleh buat pasti akan muncul.

Saya cenderung untuk tidak menerima centang itu karena alasan ini juga. Saya bukan penulis hebat di kompasiana meski ada kemungkinan untuk jadi penulis hebat. Saya bukan penulis yang rajin menulis di kompasiana meski saya bisa saja menulis setiap hari. Saya bukan penulis artikel yang berguna bagi sesama—yang masuk kategori khusus—meski  sesekali saya dapat.

Saya hanya menulis untuk megisi waktu dan berbagi. Sekali lagi mengisi waktu dan berbagi. Jadi, dengan dua modal ini, saya bisa menulis dengan bebas tanpa iming-iming menulis hebat dan bagus atau menulis supaya dapat HL. Saya menulis BUKAN UNTUK DAPAT PENGHARGAAN dan BUKAN SUPAYA MASUK KATEGORI HL atau TA. Bukan. Saya menulis untuk berbagi dan mengisi waktu luang saja. Jadi, kalau masuk HL, TA, atau berguna bagi sesama, itu hanya konsekuensi. Saya menulis dan ada konsekuensinya. Konsekuensi itu saya dapat baik dari pengelola kompasiana maupun dari pembaca. Menulis untuk berbagi memang asyik. Saya bisa menulis kapan saja dan memilih topik apa saja.

Mungkin RUGI atau saya merasa KASIHAN pada kompasiana jika saya diberi penghargaan CENTANG BIRU tetapi saya tidak rajin menulis. Kasihan kompasiana jika beri saya centang biru tetapi saya tidak mampu menghasilkan tulisan yang bermutu dan bermanfaat. Jika centang itu diberikan, ibaratnya saya seperti menerima gaji ketiga belas. Dan, saya sendiri merasa gaji ini gratis dan tentunya saya harus membalasnya dengan gratis. Balas gratis dalam konteks ini di kompasiana adalah menulis dengan baik, bermutu, dan bermanfaat. SAYA MALU jika sudah dapat CENTANG BIRU tetapi tidak bisa menghasilkan TULISAN YANG BAIK DAN BERGUNA. Jadi, biarkan saya tidak menerima centang itu agar saya tetap menulis di sini dengan baik.

Dengan tidak menerima centang, saya selalu merasa tulisan saya tidak bagus. Dan dengan merasa tulisan saya tidak bagus, saya akan terus menerus BERUSAHA untuk membuat tulisan yang BAGUS dan BERMANFAAT.

Sekadar sharing pengalaman. Terima kasih untuk pembaca.

PRM, 29/5/15
Gordi

Post a Comment

Powered by Blogger.