FOTO, sinarharapan.co |
Hari-hari
ini beredar isu ijazah palsu. Sebenarnya isu ini sudah lama, tetapi kok muncul
lagi. Pertanyaannya mengapa muncul lagi. Isu ijazah palsu memang sering
dikaitkan dengan institusi pendidikan. Kadang-kadang pendidikan jadi sorotan
gara-gara isu ini. Memang ada benarnya juga, sebab yang berhak mengeluarkan
ijazah yang asli adalah institusi pendidikan. Jadi, bisa dengan mudah juga
menuduh pembuat ijazah palsu adalah institusi pendidikan. Tetapi, ini
sebenarnya tidak benar seratus persen.
Ada
juga orang yang mengatasnamakan institusi pendidikan untuk mengedarkan ijazah
palsu ini. Misalnya ijazah palsu yang dimiliki anggota politisi. Benarkah
ijazah ini dikeluarkan oleh institusi pendidikan? Rasa-rasanya tidak. Ijazah
ini boleh jadi diciptakan secara kilat begitu saja untuk menunjang karier
politisi. Politisi bisa saja dengan mudah mengintimidasi institusi pendidikan
untuk mengeluarkan ijazah palsu untuknya. Kalau benar seperti ini, betapa
politisi ini tidak berbobot. Mau jadi wakil rakyat kok pakai ijazah palsu. Saya
tidak tahu apakah ini benar-benar ada. Kalau ada, benar-benar memalukan. Dan
betapa memalukannya jadi rakyat Indonesia yang wakil rakyatnya menggunakan
ijazah palsu.
Isu
ijazah palsu ini memang sungguh memalukan institusi pendidikan Indonesia.
Betapa nama lembaga mulia ini dengan mudahnya saja dikotori isu ini. Atau
memang institusi pendidikan Indonesia benar-benar sekotor ini?
Rasa-rasanya
tidak. Saya sendiri selalu bangga dengan kampus saya. Meski saya lulus dengan
nilai memuaskan dan bukan amat memuaskan, saya bangga dengan kualitas kampus
saya. Kualitas yang tampak dari lembaga secara keseluruhan. Baik kualitas
dosen, mahasiswa, pengelola, dan juga relasi dengan karyawan. Dengan ini, saya
bangga karena kampus saya berkualitas.
Saya
kira banyak kampus elit lain di Indonesia yang kualitasnya jauh lebih elit dari
kampus saya yang kecil itu. UI dan UGM adalah beberapa dari nama kampus elit
dan berkualitas tinggi di Indonesia. Dan, saya yakin kampus-kampus elit ini
tidak pernah mengeluarkan ijazah palsu. Saya juga berharap institusi pendidikan
mana pun di Indonesia tidak boleh mengeluarkan ijazah palsu. Kalau ada yang
meminta entah dengan imbalan uang, tolong jangan dilayani. Betapa rendahnya
martabat institusi pendidikan jika ijazah didapat bukan dengan hasil belajar
tetapi cukup dibeli dengan uang. Kalau masih ada institusi pendidikan yang
dengan mudah menerima tawaran membuat ijazah palsu, betapa nama harum lembaga
pendidikan di Indonesia tercoreng gara-gara ulag institusi buruk seperti ini.
Ijazah
itu adalah bentuk penghargaan kepada peserta didik. Ijazah itu seperti hasil
berasnya para petani, hasil tangkapannya para nelayan, buah-buahannya para
petani buah. Betapa puasnya petani padi melihat usahanya berbuah dalam bentuk
beras. Demikian dengan nelayan yang puas karena mendapat banyak tangkapan di
pagi hari. Menerima ijazah pada akhir proses belajar seperti menerima segepok
uang hasil jualan buah-buahan di pasar.
Ijazah
meski bisa dibandingkan dengan hasil buah itu, tetap mempunyai nilai penting di
baliknya. Ijazah bukanlah uang yang bisa lenyap seketika. Ijazah lebih dari
uang. Di Indonesia ijazah itu berlaku seumur hidup. Bahkan, ketika mati pun,
ijazah itu menjadi barang berharga dan akan disimpan baik-baik oleh anak cucu.
Betapa berharganya ijazah itu.
Karena
berharga, ijazah itu tidak boleh dipalsukan. Dan, kalau sampai saat ini
Indonesia masih mengenal isu ijazah palsu, betapa Indonesia belum mau
memberantas praktik ini. Isu ijazah palsu justru membuat pendidikan Indonesia
menjadi tidak berkualitas atau kurang berkualitas. Padahal, di tingkat
internasional saat ini, negara-negara lain sudah berlomba meningkatkan kualitas
pendidikannya. Dan, sebenarnya institusi pendidikan Indonesia sudah mampu
bersaing di kancah internasional. Jadi, kalau isu ini masih beredar, tolong
segera diatasi.
Kelak,
institusi pendidikan Indonesia tetap bisa diperhitungkan di tingkat nasional
dan internasional. Lebih dari sekadar bisa diperhitungkan, dengan hilangnya
praktik ijazah palsu, institusi pendidikan mampu menciptakan wajah pendidikan
Indonesia yang bermutu. Anak-anak Indonesia kelak selalu menciptakan hal-hal
baru berkat kreativitas yang ada. Jadi, segeralah berantas isu ijazah palsu
ini.
Salam
cinta pendidikan.
PRM,
28/5/15
Gordi
Post a Comment