Halloween party ideas 2015

Bunga lain di bagian sebelah taman
Untuk menjadi orang luar biasa tak perlu sekolah tinggi. Tak perlu banyak uang. Tak perlu promosi ke mana-mana. Cukup menjadi orang sederhana. Ini resep menjadi orang luar biasa. 

Saya dapat resep ini pada pagi tadi. Saya sedang bekerja di taman kami. Memberi pupuk pada bunga mawar yang mulai mengeluarkan bunga-bunga indah. Saya menambahkan pupuk biar tambah subur tanahnya. Kelak, bunganya juga akan tambah cantik.

Tangan kanan saya dibalut kaus tangan. Lalu, satu pacul untuk mencangkul tanah. Tanah di sekitar bunga mesti digembur, kemudian disiram pupuk beku. Lalu, ditutup lagi dengan tanah. Kelak, ketika disiram air atau kena air hujan, pupuk itu akan larut dan menciptakan zat subur bagi akar-akar bunga itu.

Di samping saya, ada ember berisi pupuk. Tidak penuh. Hampir ¾-nya. Pupuk ini juga tidak digunakan semua. Jumlah bunga hanya 45 pohon. Jadi, masih ada sisanya. Mungkin untuk bagian lagi dari taman ini. Untuk hari ini cukup yang bagian ini.

Luar biasa pekerjaan saya hari ini. Matahari bersinar terang dan menciptakan suhu yang sejuk. Kemarin malam hujan, tanah basah. Maka, saya mudah mencagkulnya. Baru kali ini saya bekerja hanya dengan sehelai baju (biasanya dengan jaket di bagian luar),  dengan celana pendek (biasanya selalu celana panjang, takut dingin) dan dengan sandal jepit (biasanya dengan sepatu lengkap dengan kaus kaki).

Tapi, bukan ini yang membuat saya menjadi orang luar biasa. Yang membuat luar biasa justru orang luar biasa yang saya temukan ini. Dia memanggil nama saya dari pintu gerbang rumah ketika saya sedang mencangkul tanah di halaman itu. Dia bilang, “Maaf (dengan suara agak kencang, berbarengan dengan suara mobil di jalan raya), spanduk-nya jatuh.”

Saya memintanya mengulang lagi karena suaranya tidak saya dengar. Sambil duduk di atas sepeda dan memarkir sepedanya, dia mengulang lagi dan saya dengar dengan jelas. Saya langsung mengerti maksudnya dan segera menuju ke samping gerbang. Melihat spanduk yang jatuh. Spanduk yang saya juga tidak tahu milik siapa. Maklum, dari tadi hanya bekerja di taman. Tidak saya perhatikan kalau ada yang menaruh spanduk di samping gerbang.

Betul rupanya. Ada spanduk kecil yang ditaruh di samping pintu gerbang rumah kami. Kebetulan, ada sekelompok orang yang sedang mengikuti pertemuan di sini. Spanduk itu milik mereka. Ditempatkan di samping gerbang biar para tamu tidak sibuk mencari alamat rumah ini. Spanduk itu memudahkan pengunjung.

Saya membetulkan posisi spanduk yang dipasang berdiri itu. Saya menempatkan satu batu kecil di ujung depan kaki spanduk. Jadilah dia berdiri dengan gagah dan bersandar ke tembok. Saya yakin tidak akan jatuh lagi meski ada angin.

Bapak ini rupanya luar biasa. Luar biasa karena ia peduli. Kepeduliannya nyata ketika ada yang jatuh di jalan langsung dia memberitahukan kepada orang terdekat atau pemilik rumah. Ini baru spanduk yang jatuh. Apalagi kalau manusia yang jatuh. Katakan saja pengguna jalan entah pengayuh sepeda, pengendara motor yang jatuh. Pasti dia juga segera menolong dan mencarikan bantuan dari orang yang ada di sekitar itu.

Saya belajar dari bapak ini. Belajar untuk peduli pada hal kecil yang ada di sekitar saya. Untuk menjadi orang peduli, tidak butuh kampanye besar. Cukup memperhatikan hal kecil di sekitar kita. Jika peduli dengan yang kecil ini, kita juga akan peduli dengan yang besar. Kepedulian ini membuat bapak ini menjadi luar biasa. Untuk menjadi orang luar biasa rupanya tidak perlu berkampanye ke mana-mana. Tidak butuh promosi di media massa, tidak perlu ikut demonstrasi sehingga masuk koran, radio, dan TV, tidak perlu ikut membuat opini protes seolah-olah menyeberang sikap mayoritas. Tidak perlu.

Cukup dengan membantu membetulkan posisi spanduk di jalan. Itu sudah cukup. Sederhana tetapi luar biasa.

PRM, 20/6/15
Gordi


Post a Comment

Powered by Blogger.