Ini sekadar sebuah tulisan yang mungkin tidak banyak bermanfaat. Tapi, saya
yakin masih ada manfaatnya. Saya tulis ini sekadar untuk berbagi kepada
pembaca. Maaf kalau yang saya tulis bukanlah hal yang luar biasa mengagumkan.
Saya menulis yang sangat sederhana saja.
Sudahkah Anda bijaksana memakai barang elektronik khususnya telepon genggam? Saya yakin di negeri kita ini, soal barang ini, banyak yang tidak bijak. Lihat saja macam bentuk ketidakbijakan ini. Anak sekolah pakai hp untuk mengambil video porno dari internet. Ada juga keluarga yang retak gara-gara pesan singkat di hp. Dan sebagainya. Dari ini disimpulkan bahwa kita, sebagian dari kita rakyat di negeri ini, belum bijak memakai hp.
Saya bagikan pengalaman teman saya di Italia, bagaimana dia dan orang-orang di sana BIJAK memakai hp.
"Saya pakai hp hanya untuk pekerjaan saya," katanya. Dia menghubungi klien di tempat kerjanya dengan hp. Atau ada kesulitan dari rekan kerjanya, maka mereka menghubunginya lewat hp. "Saya tidak membeli hp ini tetapi memakai hp ini", sambungnya.
TIDAK MEMBELI, benar. Dia tidak membeli tetapai MEMAKAI. Tentu dengan membayar. Membeli hp berarti membayar sejumlah uang kepada pemilik hp dan kemudian hp akan menjadi milik pembeli. MEMAKAI yang ia jelaskan di sini maksudnya demikian. Ia memakai hp dan setiap bulan membayar sejumlah uang. Hp tetatp menjadi milik pemilik hp dan bukan miliknya.
Dia membayar dengan uang hasil kerjanya. Katanya lagi, "Jika saya tidak bekerja lagi, saya kembalikan hp ini." Woao.....bagus ya.. Andai di Indonesia ada penjual hp seperti ini, saya mau gabung. Membayar tiap bulan tanpa membeli.
Saya kira ini bentuk BIJAK dalam memakai hp. Hp dipakai sebagai sarana untuk menunjang pekerjaan. Bukan untuk yang lain seperti yang dibuat oleh sebagian dari pelajar di negeri kita ini. Memang beda. Pelajar di Italia tidak diijinkan memakai hp. Itu yang saya dengar dari cerita beberapa siswa di beberapa sekolah. Kalau mau menghubungi mereka, silakan lewat nomor telepon rumah. Atau nomor hp orang tua.
Bagaimana dengan kita di Indonesia? Di sini, anak kecil pun sudah bebas memegang hp. Ada yang menyindir KOLOT kalau belum pegang hp. Bahkan hp jadul pun juga dianggap kolot. Maunya hp mutakhir, serba baru, yang lengkap dengan elemen pemutar video. Ah semua ini hanya memperbudak pemakai hp saja.
Salam BIJAK.
Prm, 16/1/2014
Gordi
Sudahkah Anda bijaksana memakai barang elektronik khususnya telepon genggam? Saya yakin di negeri kita ini, soal barang ini, banyak yang tidak bijak. Lihat saja macam bentuk ketidakbijakan ini. Anak sekolah pakai hp untuk mengambil video porno dari internet. Ada juga keluarga yang retak gara-gara pesan singkat di hp. Dan sebagainya. Dari ini disimpulkan bahwa kita, sebagian dari kita rakyat di negeri ini, belum bijak memakai hp.
Saya bagikan pengalaman teman saya di Italia, bagaimana dia dan orang-orang di sana BIJAK memakai hp.
"Saya pakai hp hanya untuk pekerjaan saya," katanya. Dia menghubungi klien di tempat kerjanya dengan hp. Atau ada kesulitan dari rekan kerjanya, maka mereka menghubunginya lewat hp. "Saya tidak membeli hp ini tetapi memakai hp ini", sambungnya.
TIDAK MEMBELI, benar. Dia tidak membeli tetapai MEMAKAI. Tentu dengan membayar. Membeli hp berarti membayar sejumlah uang kepada pemilik hp dan kemudian hp akan menjadi milik pembeli. MEMAKAI yang ia jelaskan di sini maksudnya demikian. Ia memakai hp dan setiap bulan membayar sejumlah uang. Hp tetatp menjadi milik pemilik hp dan bukan miliknya.
Dia membayar dengan uang hasil kerjanya. Katanya lagi, "Jika saya tidak bekerja lagi, saya kembalikan hp ini." Woao.....bagus ya.. Andai di Indonesia ada penjual hp seperti ini, saya mau gabung. Membayar tiap bulan tanpa membeli.
Saya kira ini bentuk BIJAK dalam memakai hp. Hp dipakai sebagai sarana untuk menunjang pekerjaan. Bukan untuk yang lain seperti yang dibuat oleh sebagian dari pelajar di negeri kita ini. Memang beda. Pelajar di Italia tidak diijinkan memakai hp. Itu yang saya dengar dari cerita beberapa siswa di beberapa sekolah. Kalau mau menghubungi mereka, silakan lewat nomor telepon rumah. Atau nomor hp orang tua.
Bagaimana dengan kita di Indonesia? Di sini, anak kecil pun sudah bebas memegang hp. Ada yang menyindir KOLOT kalau belum pegang hp. Bahkan hp jadul pun juga dianggap kolot. Maunya hp mutakhir, serba baru, yang lengkap dengan elemen pemutar video. Ah semua ini hanya memperbudak pemakai hp saja.
Salam BIJAK.
Prm, 16/1/2014
Gordi
Post a Comment