Punya
harta banyak itu dambaan. Memang itulah dambaanku. Usaha keras dibuat. Segala
tenaga dikerahkan. Harta itu bisa didapat. Modalnya hanya kerja keras. Dengan
itu, harta banyak jadi milikku. Aku kaya harta.
Aku
dulu berpikir, dengan harta banyak, aku akan bahagia. Betapa aku dulu ingin
kaya karena ingin bahagia. Aku hanya ingat satu dari sekian nasihat tetua adat,
raihlah kekayaan. Dengan kekayaan itu,
kamu akan bahagia. Betapa nasihat yang entah benar atau tidak dari mereka
ini, aku serap dan masuk dalam seluk-beluk otakku. Hampir pasti aku tak pernah
bermimpi yang lain selain punya harta banyak.
Aku
sebenarnya punya mimpi yang lain. Aku ingin membangun desaku menjadi desa yang
masyarakatnya bahagia. Hidup harmonis dan ekonominya makmur. Tetapi aku ingat
impian asliku. Aku buang impian lain ini. Aku melupakan semua mimpi yang bukan
mimpi tentang kaya harta. Gara-gara mimpi kaya harta ini, otakku tidak
berpeluang mengimpikan impian lain. Tak ada tempat dalam otakku untuk
memikirkan yang lain.
Aku
ingin impianku terwujud. Usaha keras baik fisik maupun pikiran kukerahkan.
Perpaduan antara keduanya membuhkan hasil yang maksimal. Kerja fisik dan kerja
otak yang luar biasa besarnya dibayar dengan kekayaan harta yang luar biasa
berlimpahnya. Hartaku kini banyak. Sebanyak yang aku impikan. Aku pun akan
mencapai kebahagiaan itu.
Aku
tak susah lagi dengan kehidupanku. Ekonomi pun tidak perlu dicemaskan lagi.
Segalanya bisa kubuat. Aku bepergian dengan keluarga dan sahabatku ke kota
terkenal. Dari Sabang sampai Merauke. Aku jelajah semuanya. Demikian juga
dengan kota terkenal di luar negeri, Paris, Roma, Kairo, Madrid, dan
sebagainya. Aku sudah berkunjung ke sana.
Mataku
melihat banyak hal di sana. Ternyata di sana hampir sama dengan di negeri ini.
Ada orang yang super kaya tetapi ada juga yang super miskin. Kaya miskin hidup
bersama. Yang kaya makin miskin pedulinya. Yang miskin makin ganas
perjuangannya. Yang miskin, kaya harapan. Yang kaya, miskin harapan. Orang miskin
berharap mendapatkan seuatu dari pengunjung. Tak jarang dia berdiri berjam-jam
atau duduk berjam-jam di daerah yang padat pengunjungnya. Yang kaya tidak mau
memedulikan yang miskin. Mereka tidak mengharapkan kehadiran orang miskin di
tempat yang mereka kunjungi.
Aku
sempat kaget melihat semua ini. Kalau aku mengimpikan kaya harta mengapa banyak
yang miskin harta? Aku sudah berusaha dan meraih kekayaan. Pengorbananku bukan
main dan aku memperoleh semua yang aku inginkan. Pengorbanan dan usahaku tidak
sia-sia. Aku tahu sekarang, usaha keras itu dapat membuahkan hasil yang
masksimal. Rahasia kesuksesan adalah usaha keras.
Aku
mengimpikan suatu saat mereka yang miskin mampu dan mau berusaha keras. kelak,
mereka akn berbahagia karena mendapat banyak harta. Tetapi aku berpikir,
rasa-rasanya itu tidak mungkin. Semua kekayaan diambil oleh kaum kaya. Termasuk
aku. Aku sebenarnya mengambil jatah mereka yang miskin. Tidak ada lagi untuk
mereka. Jadi, sebenarnya usaha keras mereka akan sia-sia. Mereka tetap tidak akan
memperoleh yang mereka usaha dan impikan. Jadi bagaimana?
Gara-gara
memikirkan ini aku tidak tenang. Aku kaya harta, tak kurang makanan, tetapi aku
tidak tenang. Batinku menjerit kecemasan.
Mengapa mereka tetap miskin? Demikian hatiku meronta dan menjerit. Suara
ini selalu terngiang. Dulu suara
batinku adalah kejarlah kekayaan dan
raihlah itu jadi milikkmu. Kini berubah, berilah mereka makanan,
bagilah hartamu, tunjukkan kepedulianmu pada mereka yang miskin.
Aku
tampak kaya tetapi sesungguhnya aku miskin. Aku miskin perhatian. Miskin
kepedulian. Suara yang menggema di atas sungguh membuatku tidak bisa hidup
tenang. Suara itu menggantikan suara dulu yang terngiang dalam mimpiku. Zaman
berubah dan mimpi pun berubah. Sungguh, aku tidak bahagia dengan kekayaanku
ini. Aku kaya harta tetapi harta tak lagi berguna bagiku. Harta ini lebih
berguna bagi mereka yang miskin di sekitarku. Aku sudah mengunjungi tempat
impianku dan aku sudah mewujudkan impianku. Mereka yang miskin itu pasti punya
mimpi. Dan, aku tangkap mimpi itu adalah dapat hidup bahagia, punya bekal untuk
makan malam, tidak cemas lagi.
Aku
ingin mewujudkan impian mereka. Aku ingin mimpi mereka itu menjadi impianku
juga. Kelak, aku dan mereka tidak berbeda. Aku akan membagikan hartaku
pelan-pelan untuk membantu mereka. Sungguhm hati ini akan tenang, dan betapa
aku akan bahagia sekali, melihat mereka bisa hidup tenang dan bahagia. Aku
bahagia dapat harta tetapi lebih bahagia jika aku emmbagikan hartaku ini pada
mereka yang membutuhkannya. Ah ini saja mimpiku. Lupakan harta dan ingat orang
miskin.
Salam
PA,
7/6/13
Gordi
Post a Comment