Halloween party ideas 2015

Punya harta banyak itu dambaan. Memang itulah dambaanku. Usaha keras dibuat. Segala tenaga dikerahkan. Harta itu bisa didapat. Modalnya hanya kerja keras. Dengan itu, harta banyak jadi milikku. Aku kaya harta.

Aku dulu berpikir, dengan harta banyak, aku akan bahagia. Betapa aku dulu ingin kaya karena ingin bahagia. Aku hanya ingat satu dari sekian nasihat tetua adat, raihlah kekayaan. Dengan kekayaan itu, kamu akan bahagia. Betapa nasihat yang entah benar atau tidak dari mereka ini, aku serap dan masuk dalam seluk-beluk otakku. Hampir pasti aku tak pernah bermimpi yang lain selain punya harta banyak.

Aku sebenarnya punya mimpi yang lain. Aku ingin membangun desaku menjadi desa yang masyarakatnya bahagia. Hidup harmonis dan ekonominya makmur. Tetapi aku ingat impian asliku. Aku buang impian lain ini. Aku melupakan semua mimpi yang bukan mimpi tentang kaya harta. Gara-gara mimpi kaya harta ini, otakku tidak berpeluang mengimpikan impian lain. Tak ada tempat dalam otakku untuk memikirkan yang lain.

Aku ingin impianku terwujud. Usaha keras baik fisik maupun pikiran kukerahkan. Perpaduan antara keduanya membuhkan hasil yang maksimal. Kerja fisik dan kerja otak yang luar biasa besarnya dibayar dengan kekayaan harta yang luar biasa berlimpahnya. Hartaku kini banyak. Sebanyak yang aku impikan. Aku pun akan mencapai kebahagiaan itu.

Aku tak susah lagi dengan kehidupanku. Ekonomi pun tidak perlu dicemaskan lagi. Segalanya bisa kubuat. Aku bepergian dengan keluarga dan sahabatku ke kota terkenal. Dari Sabang sampai Merauke. Aku jelajah semuanya. Demikian juga dengan kota terkenal di luar negeri, Paris, Roma, Kairo, Madrid, dan sebagainya. Aku sudah berkunjung ke sana.

Mataku melihat banyak hal di sana. Ternyata di sana hampir sama dengan di negeri ini. Ada orang yang super kaya tetapi ada juga yang super miskin. Kaya miskin hidup bersama. Yang kaya makin miskin pedulinya. Yang miskin makin ganas perjuangannya. Yang miskin, kaya harapan. Yang kaya, miskin harapan. Orang miskin berharap mendapatkan seuatu dari pengunjung. Tak jarang dia berdiri berjam-jam atau duduk berjam-jam di daerah yang padat pengunjungnya. Yang kaya tidak mau memedulikan yang miskin. Mereka tidak mengharapkan kehadiran orang miskin di tempat yang mereka kunjungi.

Aku sempat kaget melihat semua ini. Kalau aku mengimpikan kaya harta mengapa banyak yang miskin harta? Aku sudah berusaha dan meraih kekayaan. Pengorbananku bukan main dan aku memperoleh semua yang aku inginkan. Pengorbanan dan usahaku tidak sia-sia. Aku tahu sekarang, usaha keras itu dapat membuahkan hasil yang masksimal. Rahasia kesuksesan adalah usaha keras.

Aku mengimpikan suatu saat mereka yang miskin mampu dan mau berusaha keras. kelak, mereka akn berbahagia karena mendapat banyak harta. Tetapi aku berpikir, rasa-rasanya itu tidak mungkin. Semua kekayaan diambil oleh kaum kaya. Termasuk aku. Aku sebenarnya mengambil jatah mereka yang miskin. Tidak ada lagi untuk mereka. Jadi, sebenarnya usaha keras mereka akan sia-sia. Mereka tetap tidak akan memperoleh yang mereka usaha dan impikan. Jadi bagaimana?

Gara-gara memikirkan ini aku tidak tenang. Aku kaya harta, tak kurang makanan, tetapi aku tidak tenang. Batinku menjerit kecemasan. Mengapa mereka tetap miskin? Demikian hatiku meronta dan menjerit. Suara ini selalu terngiang. Dulu suara batinku adalah kejarlah kekayaan dan raihlah itu jadi milikkmu. Kini berubah, berilah mereka makanan, bagilah hartamu, tunjukkan kepedulianmu pada mereka yang miskin.

Aku tampak kaya tetapi sesungguhnya aku miskin. Aku miskin perhatian. Miskin kepedulian. Suara yang menggema di atas sungguh membuatku tidak bisa hidup tenang. Suara itu menggantikan suara dulu yang terngiang dalam mimpiku. Zaman berubah dan mimpi pun berubah. Sungguh, aku tidak bahagia dengan kekayaanku ini. Aku kaya harta tetapi harta tak lagi berguna bagiku. Harta ini lebih berguna bagi mereka yang miskin di sekitarku. Aku sudah mengunjungi tempat impianku dan aku sudah mewujudkan impianku. Mereka yang miskin itu pasti punya mimpi. Dan, aku tangkap mimpi itu adalah dapat hidup bahagia, punya bekal untuk makan malam, tidak cemas lagi.

Aku ingin mewujudkan impian mereka. Aku ingin mimpi mereka itu menjadi impianku juga. Kelak, aku dan mereka tidak berbeda. Aku akan membagikan hartaku pelan-pelan untuk membantu mereka. Sungguhm hati ini akan tenang, dan betapa aku akan bahagia sekali, melihat mereka bisa hidup tenang dan bahagia. Aku bahagia dapat harta tetapi lebih bahagia jika aku emmbagikan hartaku ini pada mereka yang membutuhkannya. Ah ini saja mimpiku. Lupakan harta dan ingat orang miskin.

Salam

PA, 7/6/13
Gordi


Post a Comment

Powered by Blogger.