Tiga kata satu
nama. Menggambarkan suasana kota Yogya. Dari tadi sore hingga malam ini.
Kirnaya hujan berhenti tadi sore. Ternyata malam juga hujan.
Makanya,
suasananya ya, hujan, hujan, dan hujan. Kalimat itu yang muncul kalau teman-teman
tanya suasana Yogya.
Tadi sore memang
hujannya tiba-tiba saja. Ada mendung sebelumnya. Tapi mendung itu biasanya juga
tak tentu. Kadang-kadang akan hujan, kadang-kadang tidak. Sulit diprediksi.
Tadi sore tiba-tiba saja ada hujan disertai angin kencang. Rintik hujan itu
sampai masuk rumah. Jendela yang terbuka jadi celah masuk air hujan.
Ada yang
meprediksi, hujan deras mengguyur Yoga dan Jawa Tengah. Ya namanya prediksi.
Perkiraan cuaca bahasa lainnya. Ada benarnya prediksi itu. Yogya beberapa waktu
turun hujan.
Hujan, hujan,
dan hujan. Tak perlulah memikirkan hujan ini berkat atau tidak. Hujan ini
membawa bencana atau tidak. Kiranya alam punya hukum sendiri. Manusia harus
tunduk pada alam. Alam akan berjalan sesuai hukumnya. Mau tak mau manusia mesti
mengikuti ritme kerja alam.
Hanya waspada
saja. Manusia yang paling tahu harus bagaimana kalau hujan. Bukan menyalahkan
hujan. Manusia yang harus disalahkan. Apalagi manusia tak ada yang diam saja.
Paling tidak ada yang memebri tips bagaimana seharusnya yang dilakukan jika
hujan. Ini semacam larangan kecil atau rambu-rambu. Nah, kalau ada yang
melanggar, itu yang disalahkan.
Hujan, hujan,
dan hujan. Tak ada lagi yang mau diulas. Hujan ini seolah-olah menutup segala
ide tulisan. Makanya, tulis saja tentang hujan. Intinya Yogya diguyur hujan
pada sore dan malam ini.
PA, 24/2/13
Gordi
Post a Comment