Kami dari kelompok korban gempa. Kami ingin
ditemani. Kami merasa sepi. Kami butuh bantuan. Kami butuh semangat baru. Kami
butuh penenangan. Kami butuh kalian semua.
Kami berharap pemerintah sebagai pemangku jabatan
negeri ini tidak melupakan kami. Kami tahu, kami hanya sebagian dari rakyat
Indonesia. Dan, kami tidak menuntut lebih dari yang dibuat pemerintah. Kami
hanya ingin agar kami dianggap sebagai warga negara Indonesia.
Kami lihat pemerintah mulai sibuk dengan tugas-tugasnya.
Kami memang tahu, pemerintah sibuk. Dan banyak tugas yang harus dikerjakan.
Bidang politik dan ekonomi adalah dua hal yang menyita banyak perhatian
pemerintah. Juga bidang lain yakni korupsi. Kalau bapak presiden mulai buka
akun facebook, kami hanya berharap semoga beliau tidak saja menyapa warga maya
tetapi juga kami warga yang menjadi korban gempa.
Kami tahu, media massa tidak terlalu tertarik
memberitakan penderitaan kami. Kami memang orang kecil yang tak bermedia.
Maksudnya media yang bisa menjadi penyambung suara kami amat terbatas. Kami
tidak punya stasiun TV, radio, hp, dan sebagainya. Tetapi kami yakin suara kami
didengarkan. Asal saja ada yang mau dan rela mendengar. Kami hanya bisa
merintih, menjerit, meminta pertolongan. Kami memang sedang dalam kondisi yang
membutuhkan banyak bantuan. Kami hanya ingin agar kami didengarkan. Dari
didengarkan sampai pada diperhatikan.
Kami beruntung masih punya teman wartawan yang
memberitakan kondisi kami. Tetapi kami sadar, mereka bukan pemegang kuasa dalam
industri media. Boleh saja mereka melaporkan tetapi redaksi medialah yang
berhak memberitakan.
Jika pemerintah mau mendengar dan memerhatikan
kami, kami akan serempak berseru, jangan lupakan kami. Kami butuh perhatian
pemerintah.
Gejolak sosial-ekonomi-politik negeri ini bisa
menenggelamkan suara kami. Dan, jadinya kami pun minim perhatian. Apalagi
perhatian kepada kami menuntut kerja keras pemerintah. Kalau diabandingkan,
lebih menarik memperhatikan kasus korupsi, gejolak ekonomi, masalah sosial,
ketimbang memerhatikan kami korban gempa. Padahal kami juga termasuk warga
negara yang harus diperhatikan.
Bapak presiden, kami hanya berharap, bapak tidak
melupakan kami. Kami rakyat kecil, korban gempa, yang butuh banyak bantuan.
Bapak bisa membantu, memberi perhatian pada kami, melalui jajaran pembantu
bapak, atau juga kepala daerah yang berkuasa dibawah bapak. Kami akan dengan
senang hati menerima bantuan dan menerima perhatian bapak. Terima kasih sudah
membaca unek-unek kami.
Jakarta, 8/7/13
Gordi
Post a Comment