ilustrasi, di sini |
Sedikit
pengalaman saya. Di kampus kami, seorang dosen pernah mengatakan, kalian boleh
tidur di kelas asal tidak mengganggu yang lain. Gangguan itu misalanya ngorok
atau keluar air liur yang menyebabkan bau tak sedap. Tak jarang mahasiswa yang
kantuk langsung tidur. Tetapi aneh bin ajaib, kami juga langsung bangun ketika
sesi diskusi dengan dosen dibuka.
Beberapa
teman saya bahkan langsung mengacungkan jari dan bertanya pada dosen. Beberapa
teman yang pernah saya tanya mengatakan, mereka memang emndengar pemaparan
dosen. Kata kuncinya ada pada kata pembuka. Dosen memaparkan bahan pada bagian
awal ada intinya. Selanjutnya hanya penjelasan mengenai bahan tersebut.
Teman-teman ini dengan jitu menangkap isi pembicaraan. Itulah sebabnya mereka
bisa bertanya meski kantuk di kelas.
Menurut
dosen kami itu, lebih baik mahasiswa itu tidur daripada mendengar secara
terpaksa. Setelah tidur, dia akan bangun dengan segar tanpa rasa kantuk. Masalahnya
jika mahasiswa tidur sepanjang pelajaran. Tetapi tentu saja tidak. Sebab, ada
giliran untuk mengisi kolom paraf pada presensi.
Soal
kantuk emmang menjadi masalah besar bagi mahasiswa. Kemarin ketika mengunjungi
beberapa teman di kampus mereka, saya masuk ruang pustaka sekaligus ruang baca.
Saya mengisi waktu daripada duduk melongo saja. Saya ambilkan beberapa majalah
sebagai pemancing minat baca. Kemudian saya keluarkan buku bacaan saya dari
tas.
Bersama
saya ada seorang mahasiswa. Dia sedang mengerjakan tugasnya. Laptop dinyalakan
dan dia mengetik. Beberapa buku yang tampaknya buku acuan dibawanya. Ditaruh di
samping laptop. Saya terus membaca hingga satu jam lebih. Saya kaget ketika
pelan-pelan mahasiswa itu mematikan laptopnya dan tertidur. Saya menunggu
beberapa saat. Ruapnya dia memang tidur.
Woao...untunglah
saya tidak tertidur seperti dia. Saya memang datang untuk membaca bukan untuk
mengerjakan tugas. Boleh jadi tugas itu menyebabkan dia capek dan akhirnya
tertidur. Apalagi jika tugas itu harus dikumpulkan hari itu juga. Inilah derita
mahasiswa.
Sebenarnya
derita itu bisa diantisipasi. Jauh-jauh hari harus dicicil. Jangan tunggu
mendekati hari H baru mulai dikerjakan. Saya beruntung berlatih membagi waktu
seperti ini ketika kuliah. Sebab, dalam seminggu beberapa dosen memberi tugas
untuk membuat makalah. Jadi, dalam beberapa minggu kemudian ada beberapa
makalah yang dikumpulkan. Saya mencoba menyicil mengerjakannya. Mulai dari yang
paling mudah dikerjakan. Dengan ini saya punya waktu yang panjang untuk
menyelesaikan dan sekali lagi memeriksa pekerjaan sebelum diserahkan pada
dosen.
Boleh
jadi juga mahasiswa ini capek karena hal lain. Mahasiswa sekarang, zaman saya
juga, suka banyak pekerjaan. Ada yang memang bekerja untuk membiayai kuliah.
Ada pula yang mencari-cari pekerjaan. Entah itu menghabiskan waktu di mol atau
sekadar jalan-jalan. Ada pula yang seharian bersama pacar. Ada yang ikut
organisasi yang sebenarnya tidak menunjang kuliah. Hal-hal semacam ini justru
menghambat mahasiswa jika tidak pandai mengatur waktu.
Jangan
heran jika di kelas mahasiswa capek dan tertidur. Waktu untuk belajar malah
diganti untuk tidur. Dan waktu untuk tidur diganti dengan makan-makan atau
jalan-jalan. Orang yang bekerja bilang jam produktif malah digunakan untuk
tidur-tiduran dan jam istirahat digunakan untuk kegiatan tidak produktif. Kalau
begini kapan ada hasilnya? Hasilnya juga tidak akan optimal.
Masa
kuliah memang menjadi masa emas dalam hidup. Tetapi jika disalahgunakan masa
emas ini menjadi masa sia-sia. Masa untuk disia-siakan. Kelak masa depan
menjadi hampa. Harapan dan target tak tercapai. Memang tidak ada kata terlambat
untuk belajar. Tetapi, kalau selalu terlambat untuk belajar ya tidak akan
tercapai.
Belajar
itu harus disertai target. Kalau target ada, usaha untuk kejar target harus
dilakukan. Jika tidak target akan terpasang dan tersusun rapi di meja belajar.
Hari berganti malam, malam berganti siang, tahun berganti, bulan berlalu,
kuliah tidak selesai.
Semoga
mahasiswa ini bangun dan segra menuntaskan pekerjaannya. Dan, jangan tunda lagi
ya. Jangan biarkan waktu produktif berlalu dengan tertidur saja.
PA,
23/5/13
Gordi
Post a Comment