Halloween party ideas 2015


Sebuah fakta bisa ditafsir macam-macam. Tafsiran ini menimbulkan beragam pendapat. Tafsiran ini dilatarbelakangi posisi penafsir. Bisa saja dari A ke B. Bisa juga tafsirannya melampaui fakta. Memutarbalikkan fakta. Dari fakta ke bukan fakta. Dari fakta ke kejadian yang diciptakan.

Zaman ini susah mencari kebenaran. Kebenaran menjadi nilai relatif. Mana yang benar dan mana yang salah? Tergantung yang menilai. Dari sana dikatakan A dari sini dikatakan B. Sebagai pihak C, hanya bisa mendengar dan membaca pendapat si A  dan si B.

Apalagi kalau masuk yang namanya kriminal dan politisasi. Fakta bisa menjadi perdebatan jika dipolitisasi dan dikriminalisasi. Berita kriminal kadang-kadang menyisakan pertanyaan besar. Sulit menemukan bukti sebenarnya. Itu karena di baliknya ada berbagai motif. Balas dendam, utang, cinta, seks, dan sebagainya.

Demikian dengan fakta yang dipoltisasi. Kesaksian saksi mata bisa berubah ketika fakta yang dilihatnay dipolitisasi. Amat sedikit saksi yang memertahankan kesaksian akuratnya. Ada yang diteror dengan berbagai cara sehingga membuat kesaksian palsu.

Negeri ini sudah antah-berantah. Sulit mengungkap siapa pelaku yang sebenarnya dalam peristiwa kriminal. Hukum sudah tidak berwibawa. Penindak pelanggar yang konon katanya bertindak tegas-tepat kini bisa bertindak dengan berbagai motif. Sulit dipercaya jika faktanya korban dijadikan tersangka. Sim sala bin negara juga bakal kehilangan wibawa jika sendi-sendinya seperti hukum tidak berwibawa lagi.

Masih bisa hidupkah negeri antah-berantah ini? Banyak pihak ingin menegakkan keadilan. Faktanya langkah mereka dihadang berbagai pihak. Sulit memang. Menegakkan kebenaran sama dengan menegakkan batang pisang yang dipotong sebagiannya. Sulit bukan?

PA, 28/3/13

Gordi

Post a Comment

Powered by Blogger.