Halloween party ideas 2015

Kasus korupsi belakangan ini makin ramai dibicarakan. Keramaian ini menguak beberapa pos korupsi. Pendidikan, olahraga, partai politik, kebijakan pemerintah, dan sebagainya. Pos-pos ini memang rawan penyelewengan. Karena rawan makin ramai saja kasusnya.

Ada yang keramaiannya hanya sebatas isu. Ada pula yang terbukti. Sampai di pengadilan. Pelakunya disidangkan. Pelaku juga menguak beberapa jaringan kerjanya. Dari sini muncul rantai panjang korupsi.

Keramaian ini seolah-olah menjadi panggilan. Panggilan untuk beramai-ramai mengorusi. Terbukti orang semakin berani menyelewengkan dana. Ada kekhawatiran berita korupsi makin ramai diperbincangkan, makin ramai pula muncul pelakunya.

Korupsi adalah tindakan rakus. Rakus uang, rakus harta, rakus kekayaan, rakus jabatan. Dari rakus ini muncul tindakan korupsi. Rakus ini juga menyeret sesama manusia. Asal saya mau, kamu bisa saya beli. Rakus nafsu.

Kerakusan memang menjadi salah satu sifat asali manusia. Kerakusan ada pada tiap manusia. Tidak ada manusia yang tidak pernah rakus. Kerakusan ini makin ganas jika pemiliknya memelihara. Sebaliknya jika cepat diatasi manusia bisa mengendalikan kerakusannya.

Mengendalikan sifat rakus memang tidak mudah. Butuh kesabaran, kerja keras, dan kemauan yang kuat. Tetapi dipastikan bahwa kerakusan itu bisa dikendalikan. Boleh jadi, pelaku korupsi tidak mau dan merasa diri tidak mampu mengendalikan kerakusannya.

Kerakusan bisa diatasi dari diri sendiri. Setiap orang punya potensi untuk memendam kerakusannya. Tinggal saja apakah orangnya mau atau tidak. Jika tidak kerakusan ini makin menjadi dan meraja lela. Di sinilah akan muncul tindakan korupsi.

Kita berharap manusia zaman ini tidak ada yang memelihara sifat rakusnya. Sifat ini menggerogoti segala sendi kehidupan. Bahkan sendi hidup bersama juga ikut tergerogoti. Makin tua makin rakus. Padahal idealnya makin tua makin hkuat mengendalikan kerakusannya.

Salam rakus

PA, 3/5/13
Gordi



Post a Comment

Powered by Blogger.