Halloween party ideas 2015







Bendera Merah Putih hari-hari ini ditemukan di mana-mana. Menjelang dan sesudah kemerdekaan 17 Agustus—seperti biasa—bendera kita ini mudah ditemukan di mana-mana. Dari kampung sampai kota. Dari desa sampai kota kabupaten. Dari Asia sampai Amerika, dari Australia sampai Afrika hingga Eropa.


Bendera itu juga berkibar di kota Milan-Italia tepatnya di jantung perhelatan Ekspo Internasional yang berlangsung dari Mei hingga Oktober tahun ini. Kota Milan dijuluki sebagai salah satu kota internasional. Tidak demikian dengan bendera Merah Putih. Bendera ini tidak mengenal sebutan internasional. Bendera ini melampaui sebutan internasional-nya kota Milan. Ya, Merah Putih memang berkibar bukan saja di beberapa kota internasional lainnya seperti Roma, Paris, London, Jakarta, Tokyo, Bangkok tetapi juga sampai ke pelosok nusantara. Bendera itu bukan saja berkibar di setiap kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia di seluruh dunia tetapi juga di rumah warga kecil di seluruh pelosok nusantara. Boleh dibilang Merah Putih dalam hal ini adalah pemersatu. Menyatukan keragaman yang ada. Bukan saja hanya kota tetapi juga daerah.

Keragaman ini juga yang mewakili perasaan kami warga Indonesia yang hadir di kota Milan kemarin untuk merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70. Paviliun Indonesia di Expo Milano mewarnai bagian luar dan dalamnya dengan bendera Merah Putih. Dari kain dan plastik. Yang besar dan kecil. Dan, hanya satu yang lebih besar seukuran bendera pada umumnya. Bendera besar inilah yang kami tatap sambil menyanyikan beberapa lagu nasional Indonesia dan lagu Indonesia Raya di tengah gemuruhnya pengunjung di Expo Internasional dengan tema Nutrire il pianeta, energia per la vita, ‘Feeding the Planet, Energy For Life.’

Lagu-lagu ini disemarakkan oleh kelompok kor dari kota Roma yang datang bersama Bapak Duta Besar Republik Indonesia untuk Italia August Parengkuan bersama Ibu. Bapak Dubes didaulat sebagai Inspektur Upacara pada acara Penurunan Bendera sore hari pukul 17.00 waktu Milan. Acara ini dibuat resmi seperti acara penurunan bendera di Indonesia. Ada pasukan paskibraka, inspektur upacara, kor, para barisan yang mayoritasnya adalah warga Indonesia di sekitar kota Milan, di Italia bagian Utara pada umumnya dan beberapa warga Indonesia dari Swiss yang berdekatan dengan Italia. Kami mengikuti iringan suara anggota kor, menyanyikan dengan riang ria beberapa lagu tersebut. Tua-muda, anak-anak sampai kakek-nenek, bernyanyi senang. Ada juga banyak simpatisan yang mendekat ke paviliun Indonesia menyaksikan acara ini. Jadi, meski mayoritas adalah warga Indonesia, ada juga orang asing yang terlibat.


Di sinilah Indonesia menjadi internasional. Bukan lagi sebatas penduduk Indonesia yang datang dari berbagai kota di Italia tetapi juga dari luar Italia. Ibaratnya warga Jakarta yang datang dari berbagai daerah di luar Jakarta. Warga Indonesia yang saya temui beragam, dari Medan sampai Timor dan Flores, NTT, dari Bandung sampai Makasar dan Toraja, dari Jawa Timur sampai Palembang, dari Jakarta sampai Bali. Lebih seru lagi karena bukan saja keragaman nasional seperti ini. Ada juga keragaman internasional. Keragaman ini tampak dari simpatisan asing yang terlibat. Dari Italia—tentu saja—juga dari Jepang, Swis, Spanyol, Cina, India dan beberapa negara lainnya.


Mereka ini memang boleh dibilang terlibat dari pagi. Yakni dalam acara permainan Lari Karung, Jalan Bertiga di atas papan kayu, Membawa Bola dengan sendok, dan beberapa pertandingan lainnya. Permainan tradisional nan kreatif. Permainan ini rupanya diminati oleh banyak warga asing, bukan saja Italia. Ketertarikan ini menghilangkan kesan kaku karena entah mungkin kesulitan bahasa dari panitia sendiri yang tidak menjelaskan dengan lebih baik pada awal pertandingan tentang cara bermain. Kesan ini langsung hilang karena kebetulan juga yang menjadi kelinci percobaan adalah beberapa pelajar Indonesia di Italia. Jadi, tidak masalah. Baik kalau lain kali disiapkan orang yang betul-betul mampu menjelaskannya dengan baik kepada orang asing, baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Italia sebagai tuan rumah tempat acara berlangsung.

Dari permainan ke pertunjukkan tarian. Tarian ini juga rupanya banyak menarik penonton. Beberapa teman Indonesia membawakan beberapa tarian. Salah satunya adalah tarian piring. Seperti piring putih, tarian ini mampu menampung semangat penonton. Piring putih jika dibersihkan dengan baik akan tampak keindahan warna putihnya, tarian yang ditampilkan dengan baik ini juga menarik banyak pengunjung. Banyak penonton yang meminta foto dengan penari. Baik pagi maupun sore hari.


Ini hanya beberapa kegiatan yang dilakukan dalam rangka memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70 di Expo Milano 2015. Acara serupa berlangsung juga di Roma untuk warga Indonesia di Roma dan sekitarnya dan terutama di Italian bagian Selatan. Acara lain akan diulas dalam tulisan berikutnya.

Salam merdeka dari Milan-Italia.

17/8/2015

Post a Comment

Powered by Blogger.